Ahad 15 Aug 2021 11:11 WIB

Vincent, Pemilik Pabrik Sepatu yang Dulu Jualan Keliling

Berawal dari jualan keliling sepatu cuci gudang, Vincent kini memiliki 180 karyawan.

Pedagang sepatu (ilustrasi)
Foto: www.antarafoto.com
Pedagang sepatu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vincent, seorang pemuda yang belum genap berusia 25 tahun, menjajal peruntungannya di dunia usaha persepatuan. Awalnya, Vincent hanya fokus menjual produk sepatu sisa cuci gudang secara offline.

Ia keliling dari pasar ke pasar, hingga bazaar ke bazaar. Namun, semua upaya penjualan yang dilakukannya secara offline tidak membuahkan hasil. Alih-alih meraup keuntungan, Vincent justru rela merugi hanya demi mengambil kesempatan berjualan dengan langsung berinteraksi dengan konsumen.

Baca Juga

Seiring berjalannya waktu, usaha yang ia dirikan sejak 2016 itu, mulai menemui jalannya. Shopatblow, bendera usaha yang ia geluti, kini menjadi produsen sepatu wanita yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga mulai merambah pasar ekspor.

Menggapai kesuksesan dalam usaha persepatuan wanita bukan mustahi. Ketika berada dalam keterpurukan, Vincent kemudian memutar otak dan mencari peluang usaha lainnya.

Salah satu upaya yang Vincent lakukan yakni mulai menjajakan produknya di pasar daring. Lokapasar yang ia pilih yang juga salah satu startup unicorn di Indonesia yakni Shopee.

Shopee membuka peluang pasar yang lebih luas untuk usaha Vincent. Hal itu antara lain tercermin dari lonjakan permintaan yang terjadi ketika Vincent mengikuti Kampanye Akhir Tahun Shopee pada 2019. Ribuan pasang sepatu Shopatblow laris manis laku terjual pada ajang tersebut. Kondisi tersebut menggelorakan semangat Vincent untuk bersiap mengembangkan usahanya.

Ia menyadari salah satu cara untuk bisa menjaga kinerja usahanya dengan baik yaitu dengan mempersiapkan sumber daya yang kuat agar dapat memenuhi permintaan yang masuk. Vincent kemudian memetakan sistem kerja sedemikian rupa agar lebih efisien. 

Ketika terbentur situasi pandemi dan pembatasan mobilitas, Vincent kembali memutar otak untuk memastikan fasilitas penjualan yang memadai tersedia agar pesanan terus terpenuhi. Seluruh jerih payahnya mulai menunjukkan hasil. Saat ini, tercatat sebanyak 40 ribu hingga 60 ribu pasang sepatu wanita terjual setiap bulannya.

Sejahterakan karyawan

Vincent menyadari keberhasilannya mengibarkan bendera Shopatblow bukanlah atas usaha dirinya saja. Namun, karyawan setia yang menemaninya sejak awal merintis usaha, juga memiliki peran yang sangat besar.

Dua orang karyawan setianya menjadi saksi bagaimana pabrik dan kantor Shopatblow berdiri. Kini, pabrik dan kantor tersebut menjadi rumah bagi lebih dari 180 karyawan dan perajin yang tersebar di lima daerah, yaitu Bogor, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Tangerang.

Vincent juga turut bahagia ketika karyawannya menceritakan tentang impian-impian mereka yang mulai tercapai karena menjadi bagian dari Shopatblow. Sebagian mengaku sedang mencicil mobil, mencicil rumah, hingga membeli tanah.

Hal itu menjadi dorongan baginya untuk terus maju dan punya ambisi dalam mengembangkan usaha. Baginya, kemerdekaan karyawan secara finansial adalah tonggak pencapaian penting dalam perjalanan panjang usahanya.

 

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement