Rabu 11 Aug 2021 19:28 WIB

Erick Harap PMN Bantu Turunkan Tingginya Biaya Logistik

Erick menyebut infrastruktur menjadi kunci dalam menurunkan biaya logistik.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Erick Thohir menyebut infrastruktur menjadi kunci dalam menurunkan biaya logistik.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Erick Thohir menyebut infrastruktur menjadi kunci dalam menurunkan biaya logistik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin BUMN menggunakan penyertaan modal negara (PMN) untuk menekan tingginya biaya logistik. Erick menyebut suntikan negara mayoritas ditujukan untuk menjalankan penugasan pemerintah dalam sektor infrastruktur.

"Banyak yang bilang PMN buat apa, sekarang sedang covid, tapi kita membangun bangsa ini tidak hanya untuk sekarang namun juga pascapandemi," ujar Erick saat Live Instagram pada Rabu (11/8).

Baca Juga

Erick menyebut infrastruktur menjadi kunci dalam menurunkan biaya logistik. Kata Erick, biaya logistik Indonesia saat ini masih berada di angka 23 persen atau 11 persen lebih mahal dari rata-rata biaya logistik dunia yang hanya 13 persen. Oleh karena itu, pemerintah menugaskan BUMN untuk tetap menjalankan pembangunan sejumlah proyek strategis nasional seperti jalan tol hingga kereta cepat.

"Kita juga menggabungkan Pelindo jadi satu kekuatan, nanti peti kemas Pelindo akan menjadi nomor sembilan dunia secara kapasitas, ini belum lernah terjadi dan akan terjadi tahun ini yang selama 20 terakhir macet," ucap Erick.

Tak hanya itu, Erick menyebut BUMN karya telah melakukan restrukturisasi utang hingga 65 persen yang telah disepakati debitur. Erick menilai PMN akan sangat bermanfaat bagi kondisi arus kas BUMN karya agar tetap mampu menjalankan penugasan pemerintah dalam infrastruktur.

"Tidak cukup di situ, BUMN karya bersinergi dengan Indonesia Investment Authority (INA) agar membangun infrastruktur tidak dengan utang tapi dengan modal dan bermitra dengan banyak negara yang percaya kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti Kanada, Belanda, UEA pada optimistis. Kalau negara lain optimistis masak kita tidak optimistis," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement