Senin 02 Aug 2021 18:59 WIB

Semester II, KAI Target Angkutan Barang Naik 19 Persen

KAI menargetkan sebesar 28,2 juta ton angkutan barang yang dilayani di semester II

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja melakukan bongkar muat pada gerbong barang di Stasiun Kota Kediri, Jawa Timur. PT Kereta Api Indonesia (Persero) optimistis pada tahun ini kinerja angkutan barang akan tumbuh positif. Terlebih kondisi pandemi Covid-19 membuat volume angkutan penumpang KAI turun drastis dikarenakan adanya pembatasan mobilisasi.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Pekerja melakukan bongkar muat pada gerbong barang di Stasiun Kota Kediri, Jawa Timur. PT Kereta Api Indonesia (Persero) optimistis pada tahun ini kinerja angkutan barang akan tumbuh positif. Terlebih kondisi pandemi Covid-19 membuat volume angkutan penumpang KAI turun drastis dikarenakan adanya pembatasan mobilisasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) optimistis pada tahun ini kinerja angkutan barang akan tumbuh positif. Terlebih kondisi pandemi Covid-19 membuat volume angkutan penumpang KAI turun drastis dikarenakan adanya pembatasan mobilisasi.

"Kami proyeksikan volume angkutan barang pada semester dua tahun ini naik 19,3 persen dibandingkan semester satu," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus kepada Republika, Senin (2/8).

Meskipun jumlah penumpang banyak tergerus semenjak pandemi Covid-19, Joni menuturkan angkutan barang KAI masih cukup berpeluang. Joni mengatakan, pada semester dua tahun ini, KAI menargetkan sebesar 28,2 juta ton angkutan barang yang dapat dilayani.

Proyeksi tersebut pun juga meningkat jika dibandingkan kinerja angkutan barang KAI pada periode yang sama 2020. "Proyeksi ini naik 22,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada semester dua tahun 2020," ungkap Joni.

Joni menambahkan, volume angkutan barang KAI sepanjang semester satu tahun ini memperlihatkan angka yang positif. Joni mengatakan, pada semester satu tahun ini KAI melayani angkutan barang sebanyak 23,6 juta ton.

"Jumlah angkutan barang yang dilayani KAI pada semester satu 2021 naik 6,7 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020 dimana KAI mengangkut 22,1 juta ton barang," jelas Joni.

Dia menuturkan, sepanjang Juni 2021, barang yang diangkut KAI yaitu 4,3 juta ton. Angka tersebut juga menunjukkan peningkatan 4.8 persen dibandingkan Mei 2921 sebanyak 4,1 juta ton.

Joni memastikan KAI akan bekerja keras dalam meningkatkan performa angkutan barang. "Kenaikan volume barang yang KAI layani ini sangat penting bagi KAI untuk tetap survive di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung," ungkap Joni.

Selain itu, KAI juga saat ini menggratiskan angkutan oksigen melalui angkutan kereta api. Program tersebut dilakukan bersama anak usahanya yaitu KAI Logistik dengan menghadirkan promo menggratiskan biaya angkutan oksigen dan tabung oksigen kosong menggunakan kereta api untuk kepentingan non komersial.

Joni menegaskan, layanan angkutan gratis oksigen hanya diperuntukan bagi angkutan oksigen dan tabung oksigen kosong dengan tujuan pengiriman ke rumah sakit atau tempat yang ditentukan kementerian, pemerintah daerah, dan lembaga lain yang ditunjuk pemerintah. "Promo ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat distribusi oksigen bagi masyarakat yang sedang menjalani pengobatan Covid-19," jelas Joni.

Sebelumnya, anak usaha KAI yakni PT KAI Logistik Expres juga terus memaksimalkan peluang angkutan logistik. Hal tersebut dilakukan dengan meluncurkan layanan baru dengan tarif yang kompetitif yakni KALOG+.

“KALOG+ merupakan bentuk komitmen KAI Logistik dalam menghadirkan layanan yang lebih baik, dalam hal ini menawarkan kemudahan dan kenyamanan bagi Pelanggan melalui layanan premium dengan pengantaran paket hingga ke alamat tujuan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama KAI Logistik TLN Ahmad Malik Syah.

Malik menjelaskan, peningkatan layanan melalui KALOG+ berlaku untuk kiriman dengan berat hingga 10 kilogram. Malik menuturkan, tarif sudah termasuk dengan pengantaran melalui ojek daring hingga ke alamat penerima dalam kota dengan radius hingga 10 kilometer.

“KALOG+ juga memberlakukan disparitas harga untuk pengiriman paket sesuai dengan berat paket yang dikirimkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan tarif yang kompetitif,” jelas Malik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement