REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan dengan Microsoft di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Pertemuan itu membahas perkembangan rencana investasi membangun pusat data di Indonesia.
Pertemuan dilakukan sebagai rangkaian kunjungan kerja Bahlil ke Amerika Serikat. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Vice President of Azure Global Microsoft Mark Jacobsohn dan secara daring turut bergabung Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee.
Bahlil mengapresiasi rencana Microsoft bagi Indonesia seperti yang pernah dikemukakan tahun lalu oleh CEO Microsoft saat bertemu Presiden Joko Widodo di Jakarta. Bahlil mengungkapkan, BKPM menjalankan apa yang menjadi hasil pertemuan Presiden Jokowi dengan Microsoft.
"Presiden Jokowi menginginkan Microsoft masuk ke Indonesia. Semuanya kami akan bantu, dalam konteks bagaimana aturan diperhatikan dan ditegakkan. Dengan tetap memperhatikan kolaborasi dengan UMKM, pengusaha daerah maupun pengusaha nasional lain," kata Bahlil.
Bahlil menegaskan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) seluruh proses perizinan investasi yang dilakukan melalui sistem OSS dan perizinan di daerah, seluruhnya akan dibantu oleh Kementerian Investasi/BKPM. Ia pun menyampaikan kepada Microsoft, UU Cipta Kerja mewajibkan program kemitraan antara investor dengan UMKM.
"Sesuai perintah UU Cipta Kerja, setiap investasi harus ada kolaborasi dengan pengusaha daerah, tapi yang profesional. Jadi setiap investasi yang masuk betul-betul memberikan dampak dan bermanfaat," ujar Bahlil.
Vice President of Azure Global-Microsoft Mark Jacobsohn menyampaikan, Microsoft memiliki komitmen jangka panjang pada pertumbuhan Indonesia. Inisiatif yang dicanangkan di Indonesia dengan tema Berdayakan Ekonomi Digital Indonesia akan merangkul berbagai pihak seperti pelayanan publik, pengembang (developer), dan ekosistem startup.
"Kami berekspansi dengan cepat di wilayah Indonesia. Kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Tentunya dari pemerintah Indonesia dan ketersediaan infrastruktur pendukung untuk mensukseskan investasi di Indonesia," kata Jacobsohn.
Menurut penelitian IDC (International Data Corporation), proyeksi dampak ekonomi dari investasi Microsoft di Indonesia sampai 2024 yakni penciptaan sumber pendapatan baru bagi Microsoft dan mitra lokal bisnisnya di Indonesia sebesar 6,3 miliar dolar AS. Kemudian penciptaan lapangan kerja sekitar 60 ribu lapangan kerja baru, dan 9.000 lapangan kerja bagi profesional pada bidang teknologi informasi.
Microsoft merupakan sebuah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Redmond, Washington, Amerika Serikat. Microsoft telah hadir di Indonesia selama 26 tahun, dengan mempekerjakan lebih dari 150 karyawan dan 7.000 mitra di seluruh Indonesia.