Rabu 14 Jul 2021 07:40 WIB

Roadmap Digital Indonesia Ada di Empat Sektor Strategis

Keempat sektor itu yakni infrastruktur, pemerintahan, ekonomi dan masyarakat digital.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Pelaku perusahaan rintisan digital (startup) berdiskusi untuk mengembangkan usahanya di ruang jejaring dan kolaborasi Ngalup.Co, di Malang, Jawa Timur.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pelaku perusahaan rintisan digital (startup) berdiskusi untuk mengembangkan usahanya di ruang jejaring dan kolaborasi Ngalup.Co, di Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia telah menyiapkan Roadmap Digital Indonesia 2021-2024 di empat sektor strategis yaitu infrastruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital dan masyarakat digital. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate memaparkan strategi Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan konektivitas untuk menjembatani kesenjangan digital.

"Pemerintah Indonesia ingin lebih kuat di era digital ini, baik dalam keuangan digital, perbankan digital, e-commerce, pariwisata digital, UMKM digital, dan banyak lainnya. Untuk mewujudkan menuju Indonesia Terkoneksi: semakin digital, semakin sejahtera,” kata Johnny dalam siaran pers Kominfo saat hadiri Forum Asia Tech x Singapore 2021 – AtxSummit, Selasa (13/7).

Baca Juga

ATxSG 2021 merupakan pameran inovasi bernama Smart Nation Innovation Week (SNIW) diselenggarakan secara rutin oleh Pemerintah Singapura sejak 2015 yang menggabungkan unsur teknologi, digital society, dan digital economy. Johnny menjelaskan dalam pembagunan infrastuktur digital, pemerintah dan perusahaan telekomunikasi telah menggelar jaringan kabel serat optik sepanjang 342 ribu kilometer di serat optik daratan dan lautan. Ini sebagai tulang punggung konektivitas teknologi informasi dan komunikasi.

“Tidak diragukan lagi bahwa Indonesia akan terus menyebarkan infrastruktur TIK di seluruh Nusantara, khususnya untuk menghubungkan titik-titik di pedesaan, terluar, dan daerah tertinggal,” katanya.

Saat ini kata dia, terdapat satelit telekomunikasi, microwave link, dan jaringan fiber-link yang saat ini digunakan untuk mendukung kebutuhan telekomunikasi dan digital. Hal ini juga akan didukung oleh High Throughput Multifunction Satelit SATRIA-I dengan kapasitas 150 Gbps.

Menurutnya, satelit multifungsi itu digunakan untuk melengkapi jaringan kabel serat optik yang sudah terbangun dan akan mengorbit pada Triwulan ke-4 tahun 2023. "Karena Indonesia membutuhkan kapasitas satelit yang sangat besar dalam 10 tahun ke depan,” jelasnya.

Selain itu, lebih dari 500 ribu Base Transceiver Stations (BTS) juga telah dibangun untuk memungkinkan jangkauan sinyal 4G menjangkau masyarakat Indonesia termasuk di daerah yang sangat terpencil. Jangkauan sinyal 4G ini akan menjadi tulang punggung infrastruktur digital, untuk mendukung Indonesia dalam percepatan.

Sedangkan untuk transformasi digital, tersedianya BTS memungkinkan para pelaku UMKM Indonesia untuk dapat beralih ke digital onboard. Ia memaparkan saat ini diperkirakan sudah ada 11 juta UMKM digital Indonesia dan beberapa di antaranya sedang dalam tahap scaling-up untuk mendukung perekonomian Indonesia. “Kami berharap hingga akhir tahun 2024, setidaknya ada 30 juta UMKM Indonesia yang akan di-onboarding secara digital. 

Johnny menyatakan pihaknya juga tengah mempersiapkan terbentuknya masyarakat digital. Diantaranya; Pemerintahan Digital, Ekonomi Digital, hingga Peningkatan SDM Digital. “Penerapan konsep digital government untuk mendukung dan mendorong pelayanan publik yang efisien, efektif, dan transparan," katanya.

Politikus Partai NasDem itu mengatakan dengan pembangunan infrastruktur digital yang massif dan penyediaan pusat data pemerintah untuk layanan pemerintahan digital ini, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi digital Indonesia. Sebab, hilirnya infrastruktur TIK yaitu ekonomi digital itu sendiri.

Karena, bisa menilai perlunya memanfaatkan infrastruktur untuk ekonomi digital. "Di Indonesia saat ini tulang punggung perekonomian kita adalah UMKM dan Ultra Mikro yang menjadi penyumbang 61,07 persen dari GDP nasional,” jelasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement