REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengingatkan, kemajuan Indonesia bisa diraih jika para penganut agama dan sektor pertaniannya berjalan beriringan. Menurut Syahrul, keduanya memiliki saling keterkaitan yang jika dirawat dengan baik akan membuat Indonesia menjadi maju.
"Kalau mau bagus kehidupan desamu, kabupatenmu, provinsimu, bangsamu, maka perbaiki agama dan pertanian," kata Syahrul saat menyapa penyuluh di Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dikutip Republika.co.id melalui virtual, Ahad (4/7).
Ia menjelaskan, agama membuat hidup manusia menjadi damai dan terus bersyukur secara lahir dan batin. Namun, kesyukuran itu harus dibarengi dengan saling tolong-menolong sesama manusia. Dalam konteks pangan, seorang manusia yang beragama seharusnya merasa gundah jika melihat tetangga kelaparan. "Boleh makan enak di rumahmu tapi tanpa orang lapar di sekitarmu," ujarnya.
Oleh karena itu, Syahrul mengatakan, hanya dengan majunya sektor pertanian, masalah kelaparan atau sulitnya akses pangan bisa dipecahkan. "Bertani itu hebat, mau jadi orang hebat ya bertani. Bertani itu keren karena berarti memenuhi kebutuhanmu hari ini dan besok dan membuat kita menjadi sehat," kata Syahrul menerangkan.
Syahrul menambahkan, saat ini, yang paling dibutuhkan masyarakat adalah cukupnya kebutuhan pangan. Bukan kebutuhan-kebutuhan lain yang sifatnya sekunder atau bahkan tersier. Sektor pertanian, berada dalam lingkup kebutuhan primer sehingga akan menjadi kebutuhan bagi seluruh masyarakat. "Covid-19 selama satu tahun membuat kita tidak berdaya. Ekonomi dunia melambat, tapi hanya pertanian yang tidak melambah. Oleh karena itu, biarlah ada Covid-19 tapi makananmu cukup," kata Syahrul.