REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, Sulawesi Utara. Ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas arahan dari Presiden Joko Widodo guna melihat permasalahan dan hambatan yang dialami kawasan tersebut.
Bahlil menyampaikan, ada calon investor yang tertarik melakukan investasi, terutama di bidang hilirisasi perikanan. Karena itu saya datang untuk mengecek. Tapi kepastiannya akan bagaimana, setelah kami kembali ke Jakarta untuk memformulasikannya," ujar Bahli melalui siaran pers pada Senin (14/6).
Melalui kunjungan itu, Bahlil menyatakan ingin melihat secara dekat sehingga pihaknya bisa membangun suatu formulasi yang cepat dan tepat demi mempercepat masuknya tenant-tenant ke KEK Bitung.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan KEK Bitung, kata dia, di antaranya pengusahaan lahan, belum optimalnya fungsi pelabuhan Bitung, dan infrastruktur penunjang lainnya di sekitar kawasan. "Dari hasil yang ia tinjau, permasalahan tanah sudah akan selesai dan terkait konektivitas pelabuhan dan jalan tol sudah bagus, pulang dari sini saya akan melakukan koordinasi dengan kementerian untuk mempercepat proses pengembangannya," kata dia.
Dalam kesempatan sama, Walikota Bitung Maurits Mantiri yang ikut mendampingi kunjungan kerja tersebut menyampaikan harapan adanya dukungan dari pemerintah pusat dalam pengembangan KEK Bitung. "Kami berharap dukungan dari pemerintah pusat dalam mendorong investor-investor potensial agar banyak masuk di KEK Bitung ini, sehingga bisa berdampak terhadap perekonomian di sekitar kawasan," kata Maurits.
KEK Bitung merupakan Kawasan Ekonomi Khusus yang mulai beroperasi pada 1 April 2019. Kawasan ini memiliki luas wilayah 534 hektare dan dikelola oleh PT Membangun Sulut Hebat yang merupakan badan usaha milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.