REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia memprediksi ekonomi global tumbuh 5,6 persen pada tahun ini. Adapun proyeksi ini merupakan laju pascaresesi tercepat dalam 80 tahun.
Proyeksi tersebut disampaikan keterangan resmi Bank Dunia dalam Prospek Ekonomi Global Juni 2021 seperti dikutip Kamis (10/6) penguatan proyeksi ini sebagian besar karena rebound kuat dari beberapa ekonomi utama. Namun demikian, banyak pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang terus berjuang dengan pandemi Covid-19 dan dampaknya.
Meskipun dalam proses pemulihan, output global akan sekitar dua persen di bawah proyeksi prapandemi pada akhir tahun ini. Adapun kerugian pendapatan per kapita tidak akan hilang pada 2022 sekitar dua pertiga dari pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang.
Di antara negara berpenghasilan rendah, yang vaksinasi telah tertinggal, dampak pandemi telah membalikkan pencapaian pengurangan kemiskinan dan memperburuk ketidakamanan dan tantangan lama lainnya.
Presiden Grup Bank Dunia David Malpass menegaskan meskipun ada tanda-tanda pemulihan global yang disambut baik, pandemi terus menimbulkan kemiskinan dan ketidaksetaraan pada orang-orang di negara-negara berkembang di seluruh dunia.
"Upaya yang terkoordinasi secara global sangat penting untuk mempercepat distribusi vaksin dan pengurangan utang, terutama untuk negara-negara berpenghasilan rendah. Ketika krisis kesehatan mereda, pembuat kebijakan perlu mengatasi dampak pandemi yang berlangsung lama dan mengambil langkah-langkah untuk memacu pertumbuhan yang hijau, tangguh, dan inklusif sambil menjaga stabilitas makroekonomi,” ungkapnya.