REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan, stok beras hingga awal Juni 2021 mencapai 1,4 juta ton. Stok tersebut masih sesuai dalam batas yang ditetapkan pemerintah agar menjaga pasokan pada kisaran 1 juta -1,5 juta ton.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan Bulog sebagai operator atau pelaksana penugasan pemerintah berfokus pada penjagaan stok beras. Sementara stok yang masih terjaga, kegiatan penyerapan gabah maupun beras pun terus dilakukan.
"Realisasi penyerapan atau pengadaan 709.691 ton setara beras, kita sebagai pelaksana harus menjaga stok," kata Awaluddin kepada Republika, Kamis (3/6).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah tidak akan mengimpor beras hingga Juni 2021. Pernyataan tersebut disampaikan usai terjadi polemik pada Maret lalu mengenai rencana pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 1 juta ton.
Awaluddin mengatakan, hingga saat ini belum ada instruksi lebih lanjut dari pemerintah mengenai kemungkinan impor beras. Sebab, hal itu tentu harus dibahas melalui mekanisme rapat koordinasi terbatas di level Kemenko Perekonomian. Bulog, tegas Awaluddin, tidak memiliki wewenang soal penentuan kebijakan perberasan karena hanya bertindak sebagai pelaksana kebijakan.
"Kita tidak dalam posisi untuk kebijakan (menentukan impor) karena kita hanya sebagai pelaksana. Tugas kita melakukan penyediaan komoditas pangan terutama dari pengadaan dalam negeri," kata Awaluddin.