REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah mewaspadai naiknya tingkat keterisian hotel dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, hotel yang mulai ramai dihuni masyarakat dan industri pariwisata yang mulai pulih adalah berkah untuk pemulihan ekonomi. Namun, hal ini bisa menjadi hal buruk bila tidak dibarengi dengan protokol kesehatan. Risikonya, kasus Covid-19 bisa kembali melonjak.
"Hati-hati masalah keterisian hotel, keterpakaian hotel ini kita sekali lagi menginjak gas dan remnya harus pas," ujar Presiden Jokowi dalam pengarahannya kepada kepala daerah se-Indonesia, Selasa (18/5).
Jokowi lantas memberi contoh. Kepulauan Riau mencatatkan lonjakan keterisian hotel dari hanya 10 persen pada sebelum Lebaran menjadi 80 persen pada periode Lebaran. Sayangnya, Kepulauan Riau juga mencatatkan penambahan kasus Covid-19 yang konsisten naik.
"Itu baik untuk ekonomi tapi hati-hati untuk Covidnya hati-hati," kata Jokowi.
DKI Jakarta juga mencatatkan kenaikan tingkat hunian hotel dari 36 persen sebelum lebaran menjadi 53 persen saat periode Lebaran. Selain itu, Banten juga mengalami kenaikan dari 26 persen menjadi 42 persen, Lampung dari 30 persen menjadi 45 persen, dan Sumatra Utara dari 35 persen menjadi 40 persen.
"Sisi ekonominya baik, sisi covidnya harus dikendalikan betul. Hati-hati protokol kesehatan. Kalau dua-duanya bisa dikelola dengan baik, dikendalikan dengan manajemen yang ketat, ya ini baik-baik saja mengenai keterisian kamar-kamar hotel. Tetapi kalau tidak bisa mengendalikan hati-hati," kata Jokowi.