REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memaklumi kenaikan harga daging ayam pada saat Ramadhan. Hal ini, menurutnya, terjadi karena harga pakan ayam cenderung naik, sama seperti kedelai yang di dunia mengalami kenaikan.
"Harga daging ayam itu naik karena pakannya yaitu jagung hari ini tinggi sekali, jadi sangat bisa ditolerir. Jadi itu semua sudah saya hitung terkait kenaikan tersebut," kata Lutfi ditemui wartawan di Surabaya, Selasa (20/4).
Namun demikian, Lutfi menyebut, harga daging ayam di Jawa Timur masih jauh lebih rendah atau lebih murah dibandingkan dengan tempat-tempat lain di Indonesia. "Contohnya di Bandung, kemarin harga ayam itu sudah mendekati Rp40 ribu. Di sini harga masih berada di kisaran Rp 36 ribu - Rp37 ribu. Jadi saya menganggap ini salah satu harga yang paling baik di Indonesia dan saya ucapkan selamat," kata Lutfi.
Ia mengatakan, secara umum stok untuk bulan Ramadhan di seluruh Indonesia cukup, hal ini membuat harga-harganya bahan pokok stabil dan terjangkau."Karena terjangkau saya mohon bapak Ibu semuanya juga ikut berbelanja, karena untuk memacu konsumsi nasional dan memastikan pertumbuhan ekonomi ini berjalan dengan baik," katanya.
Sebab, kata dia, salah satunya untuk memastikan bahwa konsumsi berjalan dengan baik untuk menggerakkan ekonomi nasional yakni dengan berbelanja.
Sebelumnya, kenaikan harga daging ayam terjadi di beberapa wilayah di Jawa Timur, seperti di pasar tradisional Kabupaten Tulungagung, yang mengalami kenaikan drastis sejak menjelang hingga awal puasa, semula di kisaran Rp 30 ribuan per kilogram kini menjadi Rp 40 ribu dengan ukuran dan volume yang sama.
Selain itu, juga di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Jember, yang melonjak hingga Rp 42 ribu per kilogram menjelang sehari datangnya Ramadhan 1442 Hijriah, padahal sebelumnya pada kisaran Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram. Kemudian di wilayah Kota Madiun, yakni dari harga daging ayam sebelumnya Rp 28 ribu per kilogram, kini sudah mencapai Rp 40 ribu per kilogram.