REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Arsitek skema Ponzi yang memalukan, Bernard Madoff, meninggal dunia di penjara dalam usia 82 tahun. Madoff sedang menjalani hukuman atas kejahatan keuangannya selama 150 tahun.
Bernie Madoff selama beberapa dekade menyamar sebagai gembong Wall Street yang sukses dan dapat dipercaya sebelum mengaku menjalankan skema Ponzi terbesar dalam sejarah keuangan dunia.
Seorang juru bicara Biro Penjara Federal Amerika Serikat mengatakan, Madoff meninggal di Pusat Medis Federal di Butner, Carolina Utara. Madoff menderita penyakit ginjal dan beberapa penyakit medis lainnya.
Madoff dipenjara karena rekayasa penipuan yang diperkirakan mencapai 64,8 miliar dolar AS. Hakim yang menghukumnya pada Juni 2009 mengutuk kejahatannya sebagai "sangat jahat".
Pada Februari 2020, Madoff telah meminta "pembebasan dengan belas kasih" dari penjara sehingga dia bisa meninggal di rumah, tetapi hakim yang sama menolak permintaan itu.
Bernie, sampai kematiannya, hidup dengan rasa bersalah dan penyesalan atas kejahatannya, kata pengacara Madoff Brandon Sample dalam sebuah pernyataan.
“Bernie juga seorang ayah dan seorang suami. Dia berbicara lembut dan intelektual. Bernie sama sekali tidak sempurna."
Madoff menyembunyikan penipuannya melalui dengan memanfaatkan beberapa resesi dan serangan 11 September 2001, tetapi krisis keuangan 2008 membuktikan kehancurannya karena investor menuntut dia menebus 7 miliar dolar AS yang tidak dimilikinya.
Baca juga : Olu Thomas: Saya Jatuh Cinta Pada Islam
Skema Ponzi-nya membuatnya menjadi simbol keserakahan Wall Street. Dalam skema Ponzi, uang dari investor baru digunakan untuk membayar jumlah yang utang kepada investor sebelumnya. Sistem investasi gali lubang tutup lubang.
Madoff ditangkap pada 11 Desember 2008 setelah mengaku kepada putra-putranya, Mark dan Andrew, bahwa bisnis penasihat investasinya telah menjadi "satu kebohongan besar".
Marc Litt, yang memimpin penuntutan Madoff, mengatakan: “Kematiannya menutup babak gelap penipuan dan keserakahan yang merusak kehidupan puluhan ribu korban. Sayangnya, sungguh pantas dia meninggal di penjara."