REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Grab bersiap untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Amerika Serikat (AS). Demi memuluskan rencana IPO ini, Grab sepakat untuk melakukan merger dengan Altimeter Growth Corp Capital yang berbasis di AS.
Dilansir BBC, Selasa (13/4), kesepakatan merger ini akan menjadi transaksi perusahaan terbesar yang pernah ada. Merger tersebut akan menambah valuasi Grab hampir 40 miliar dolar AS atau sekira Rp 584 triliun (kurs Rp 14.600 per dolar AS).
Saham Grab akan diperdagangkan di AS setelah merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC) yang didukung oleh Altimeter Capital ini.
Pimpinan Altimeter Capital Brad Gerstner mengatakan, perusahaannya tertarik merger dengan Grab karena posisinya yang terdepan sebagai platform digital di Asia Tenggara. "Kami telah melihat bagaimana keuntungan dan pertumbuhan telah berkembang di AS, China, Eropa, dan Amerika Latin dan kami sekarang melihatnya dan lebih baik lagi di pasar Asia Tenggara." katanya dalam presentasi untuk investor di mana dia membandingkan Grab dengan Uber, Doordash plus Ant Financial, semuanya dalam satu aplikasi.
"Mereka benar-benar berada di garis depan transformasi digital di kawasan ini," katanya menambahkan, dilansir BBC, Rabu (14/4).
Diluncurkan pada 2012 sebagai aplikasi pemesanan kendaraan, seperti Uber, Grab telah berkembang secara luas. Grab aktif di delapan negara dan sekitar 400 kota, sekarang menangani pengiriman makanan dan bahan makanan, layanan kurir, pembayaran digital, dan lainnya untuk basis pelanggan aktif lebih dari 25 juta orang per Desember 2020.
Aplikasi ini sudah dianggap sebagai start-up paling berharga di Asia Tenggara, dengan kekayaan bersih diperkirakan sekitar 15 miliar dolar AS dalam putaran penggalangan dana swasta pada 2019.
Pendapatan bersih perusahaan lebih dari dua kali lipat tahun lalu menjadi 1,2 miliar dolar AS, tetapi perusahaan belum mendapatkan keuntungan. Grab juga menghadapi peningkatan persaingan di pasar utama Indonesia dari saingan Gojek dan Sea, yang mulai berdagang di AS pada 2017.
Grab mengatakan, merger dengan Altimeter ini mencakup investasi swasta senilai 4 miliar dolar AS dari beberapa investor global, seperti Blackrock, T Rowe Price, Fidelity, dan lainnya. "Terlepas dari Covid-19, kami berhasil mengakhiri tahun 2020 lebih kuat dari sebelumnya, menunjukkan ketahanan bisnis kami," kata salah satu pendiri Grab Anthony Tan.
"Go public sekarang akan memberi kami angin untuk mempercepat misi kami," katanya menambahkan.
Altimeter Growth Corp didirikan tahun lalu oleh perusahaan modal ventura yang berbasis di Silicon Valley, Altimeter Capital Management, sebuah perusahaan yang telah mendukung perusahaan, seperti Uber, Zillow, dan lainnya.
Setelah merger, Grab dan Altimeter akan membentuk perusahaan induk baru, diperkirakan bernilai 39,6 miliar dolar AS. Itu akan menguntungkan investor yang ada, termasuk Softbank Jepang dan Didi Chuxing China. Uber juga mengambil saham besar di perusahaan setelah menjual bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab pada 2018.