REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) mendorong peran pemuda dalam menggerakan ekonomi berbasis masjid. Ketua Umum ISYEF, Atras Mafazi mengatakan selama ini aspek masjid sebagai penggerak kegiatan sosial dan ekonomi belum dioptimalkan.
"Potensinya belum optimal padahal ada potensi besar yang dapat dikaryakan," katanya saat menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) ke XIV Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Universitas Andalas (Unand), beberapa waktu lalu.
Sistem Informasi Masjid Kementerian Agama Republik Indonesia menyebut masjid dan mushala di seluruh Indonesia berjumlah 741.991 ribu. Data ini merupakan data yang tercatat manual yang diperoleh secara berjenjang mulai dari Kantor Urusan Agama di tiap daerah.
Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan pelbagai sektor ekonomi keumatan untuk menjadi pusat ekonomi syariah global. ISYEF berkomitmen untuk terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan.
"Apabila kita coba kembangkan satu unit usaha dalam satu masjid, maka akan tercipta jutaan lapangan pekerjaan yang dapat dibuka," katanya.
Tahun lalu, ISYEF bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk mengadakan program beasiswa dan pembinaan usaha milik masjid yang mencapai 25 unit usaha terkurasi dan akan terus bertambah. Maka, ISYEF menggerakan pemuda untuk mulai turut serta mengambil bagian.
Kehadiran ISYEF dalam Munas BEM SI kali ini bertujuan membangun harapan dan merangkul mahasiswa melalui BEM SI agar dapat bahu-membahu dalam memajukan ekonomi berbasis masjid. Atras mengatakan ISYEF dibentuk oleh anak-anak muda yang ingin memakmurkan Masjid.
Ia percaya slogan satu Masjid, satu Komunitas, satu Usaha akan terwujud dengan upaya bersama dari berbagai pihak. Dalam Munas, rangkaian talk show juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan kamil.
Acara talk show tersebut merupakan bagian dari agenda umat Islam untuk menyuarakan kebangkitan ekonomi berbasis masjid oleh pemuda. Pada akhirnya, kebangkitan ekonomi umat melalui masjid memerlukan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.
Dalam hal ini, ISYEF berkomitmen penuh untuk menjadi yang terdepan dalam mengawal pertumbuhan ekonomi berbasis masjid di seluruh Indonesia. Sebagai acara rutin tahunan, Munas bertujuan melanjutkan estafet pergerakan Mahasiswa Indonesia. Acara ini dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang berjumlah 150 orang.