REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menyatakan, harga daging sapi Indonesia lebih rendah dibandingkan Singapura. Hanya saja, masih lebih mahal dibandingkan Malaysia.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Kemenko Perekonomian Pujo Setio mengatakan, harga daging sapi Indonesia untuk bagian paha belakang, lebih rendah pula dibandingkan Korea Selatan, Jepang, China, Vietnam, dan Thailand. Indonesia menempati posisi ke-23 dari 35 negara, dengan harga 8,26 dolar AS.
Ia menilai, mahalnya harga daging sapi tergantung konsumen. "Tinggi rendahnya harga daging sapi di pasar Indonesia bergantung pada jenis potongan daging yang tersedia. Selain itu, preferensi masyarakat terhadap daging sapi pun berbeda-beda," tuturnya.
Pujo mengakui, Indonesia mengalami defisit kebutuhan daging sapi dan kerbau. Maka, mau tidak mau perlu lakukan importasi, baik daging bakalan maupun daging beku.
"Jadi suka nggak suka, perkuat importasi. Daging beku dipercepat dengan akselerasi," kata dia.
Dalam waktu dekat, lanjutnya, akan banyak stok sapi. Namun masalahnya pada harga. "Karena mereka wait and see, urusan itu kita nggak bisa intervensi langsung. Kita tekankan apa yang ada di perusahaan," jelas Pujo.