REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Waskita Karya (Persero) Tbk optimistis kinerja operasional dan keuangan dapat mengalami perbaikan secara signifikan pada 2021 setelah kinerjanya terkoreksi di 2020 akibat pandemi Covid-19.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan pandemi Covid-19 yang dimulai sejak awal 2020 dan masih berlangsung sampai saat ini telah membawa dampak yang sangat berat bagi perekonomian secara umum, termasuk sektor konstruksi. Destiawan menyampaikan belanja infrastruktur pemerintah yang menjadi katalis utama kinerja industri konstruksi mengalami pemotongan akibat realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19.
Tercatat belanja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2020 mengalami realokasi dengan total nilai mencapai lebih dari Rp 44 Triliun. "Realokasi anggaran infrastruktur menyebabkan mundurnya tender proyek baru yang seharusnya dilakukan pada awal tahun 2020," ujar Destiawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (25/3).
Di sisi operasional, ucap Destiawan, penerapan protokol kesehatan dan pembatasan kegiatan masyarakat menjadi kendala proses pengerjaan konstruksi yang normal dan efektif. Protokol kesehatan juga membuat beban operasional proyek membengkak.
Selain itu, lanjut Destiawan, pengadaan serta mobilitas dari sumber daya manusia dan material proyek juga terhambat oleh kebijakan karantina yang diberlakukan wilayah tertentu. Ditambah harga material yang melonjak tinggi akibat terbatasnya pasokan.
"Di tengah kondisi yang sangat menantang tersebut, Waskita dapat mencatatkan perolehan nilai kontrak baru pada 2020 sebesar Rp 27 Triliun. Pencapaian ini berada di atas target yang telah ditetapkan dan lebih tinggi dibandingkan para pesaingnya," ucap Destiawan.
Destiawan menjelaskan tingkat kemenangan tender juga mengalami peningkatan menjadi 35,2 persen membuktikan Waskita memiliki daya saing yang baik di industri konstruksi. Destiawan mengatakan Waskita tetap mendapatkan kepercayaan yang besar dari para pemilik proyek. "Pencapaian nilai kontrak baru ini akan menjadi katalis positif perbaikan kinerja Waskita," ungkap Destiawan.
Berdasarkan tipe pekerjaan, lanjut dia, perolehan kontrak baru Waskita dari proyek infrastruktur konektivitas seperti jalan, jalan tol, dan jembatan adalah sebesar 43 persen, proyek EPC sebesar 27 persen, proyek gedung sebesar 13 persen, proyek infrastruktur sumber daya air sebesar 8 persen, serta proyek dari anak usaha sebesar 9 persen.
Beberapa proyek besar yang diperoleh Waskita pada 2020 antara lain proyek tol Ciawi-Sukabumi seksi 3 dan 4 senilai Rp 3,3 triliun, proyek konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro Batang Toru dengan nilai Rp 887 miliar, Bendungan Jragung Paket 1 senilai Rp 733 miliar, dan Jaringan Irigasi Rentang dengan nilai kontrak Rp 554 miliar.