Selasa 23 Mar 2021 11:19 WIB

Sri Mulyani: Zona Positif Ekonomi Tampak dari Awal 2021

Pertumbuhan ekonomi masih kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen pada tahun ini.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Siluet gedung-gedung perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (17/3). Pemerintah menyatakan kegiatan ekonomi di Indonesia mulai menunjukkan adanya pemulihan. Hal ini seiring jumlah kasus Covid-19 menurun ke level 5.000 dibandingkan sebelumnya mencapai 12 ribu.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Siluet gedung-gedung perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (17/3). Pemerintah menyatakan kegiatan ekonomi di Indonesia mulai menunjukkan adanya pemulihan. Hal ini seiring jumlah kasus Covid-19 menurun ke level 5.000 dibandingkan sebelumnya mencapai 12 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan kegiatan ekonomi di Indonesia mulai menunjukkan adanya pemulihan. Hal ini seiring jumlah kasus Covid-19 menurun ke level 5.000 dibandingkan sebelumnya mencapai 12 ribu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan aktivitas lokasi perdagangan bahan pokok dan sektor farmasi mengalami pemulihan pada Maret 2021.

“Aktivitas perbelanjaan ritel dan transportasi juga menunjukkan perbaikan sejak awal tahun,” ujarnya saat konferensi pers APBN KITA secara virtual, Selasa (23/3).

Sri Mulyani menyebut indeks penjualan ritel sempat turun pada Februari 2021. Namun indeks keyakinan konsumen membaik dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga diharapkan membaik pada Maret 2021.

Dari sisi investasi, Sri Mulyani melihat adanya perbaikan sektor konsumsi semen pada Februari. Hal sama juga terjadi perbaikan komoditas besi dan baja mulai tumbuh positif. 

“Tren ini tampak pada pertumbuhan impor dua komoditas tersebut sebesar 0,2 persen. Penetapan modal tetap bruto (PMTB) mesin juga tumbuh positif pada Februari, yang impornya tumbuh 17,7 persen. Dengan tanda-tanda ini pemulihan ekonomi diharapkan semakin kuat," ucapnya.

Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen pada tahun ini.

Adapun lembaga-lembaga global seperti OECD, IMF dan Bank Dunia, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masing-masing kisaran 4,9 persen, 4,8 persen dan 4,4 persen.

“Proyeksi OECD meningkat dari sebelumnya sebesar empat persen. Fitch juga memperkirakan pertumbuhan Indonesia sebesar 5,3 persen tahun depan,” ucapnya.

“Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal satu diperkirakan minus satu persen sampai 0,1 persen. Kita berharap mencapai zona netral, tapi kita masih mungkin mendekati di 0,1 negatif," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement