REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas produksi Antam kembali mengalami penurunan tipis setelah sempat naik cukup tinggi pada akhir pekan lalu. Sepanjang pekan lalu, harga emas Antam bergerak sangat dinamis. Sempat naik tinggi pada awal pekan, disusul anjlok cukup dalam pada tengah pekan, dan kenaikan cukup tinggi di akhir pekan.
Pada Selasa (23/3), harga emas di pasar dalam negeri dijual di level Rp 929 ribu per gram, turun Rp 2.000 dibanding perdagangan Senin (22/3). Sementara, harga perak turun Rp 100 menjadi Rp 12.900 per gram.
Secara umum pergerakan harga emas Antam saat ini masih melanjutkan tren penurunan. Rekor harga emas Antam tertinggi tercapai pada 7 Agustus 2020 dengan Rp 1,065 juta per gram. Sementara, harga emas di pasar dalam negeri dalam tiga pekan belakangan sudah setara dengan harga pada Juni-Juli 2020 lalu.
Penurunan harga emas Antam hari ini sejalan dengan kondisi pasar dunia. Penguatan kurs dolar AS menjadi faktor utamanya menyusul kebijakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengganti pimpinan bank sentralnya. Akibatnya, banyak investor memilih instrumen dolar AS untuk investasinya.
Dikutip Reuters, harga emas turun tipis ke level 1.733 dolar AS per troi ons. Sementara, emas berjangka dijual di angka 1.733,5 dolar AS per troi ons.
Harga emas di pasar dunia saat ini juga masih jauh di bawah angka psikologis 1.900 dolar AS per troi ons untuk membawa kembali harga emas domestik ke kisaran Rp 1 juta per gram. Harga emas di Indonesia memang banyak dipengaruhi pergerakan harga emas dunia, yang juga mudah terpengaruh sentimen ekonomi.
Baca juga : All England Selesai, Presiden BWF Minta Maaf ke Indonesia
Harga emas sendiri telah melonjak 23 persen hanya dalam tahun 2020 sebagai akibat ramainya minat investor menjadikan emas sebagai aset lindung nilai. Namun, pada 2021 ini, kondisinya bisa berbeda. Peningkatan yang terjadi tahun lalu tidak bisa dijadikan patokan mentah untuk tahun ini.