Sabtu 20 Mar 2021 12:51 WIB

Sumbar Belum Butuh Beras Impor

Produksi beras di Sumbar selama 2020 lalu sebanyak 903 ribu ton.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus Yulianto
Kegiatan Panen Raya Padi bersama kelompok tani Sawah Padang nagari Minangkabau. Sumbar hingga kini masih surplus beras.
Foto: Humas Kementan
Kegiatan Panen Raya Padi bersama kelompok tani Sawah Padang nagari Minangkabau. Sumbar hingga kini masih surplus beras.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sumatra Barat Effendi mengatakan saat ini beras di Sumbar masih surplus. Untuk itu menurut Effendi, Sumbar belum membutuhkan stok beras impor.

"Sumbar masih surplus beras tahun ini dan belum butuh impor beras," kata Effendi, Sabtu (20/3).

Effendi menjelaskan pertahun, konsumsi beras di Sumbar sekitar 560 ribu ton. Sedangkan produksi beras di Sumbar selama 2020 lalu sebanyak 903 ribu ton.

Sementara stok beras di Gudang Bulog Sumbar juga masih aman selama tiga bulan ke depan. Sekarang stok beras di Gudang Bulog Sumbar sebanyak 10 ribu ton.

Stok beras di Sumbar masih cukup karena tidak ada kebijakan tanam padi serentak. Setiap daerah diberi kebebasan menanam padi kapans saja sehingga stok beras stabil.

"Beda dengan daerah lain, ada tanam serentak dan panen raya. Kalau di Sumbar petaninya tanam padi kapan saja karena iklim mendukung," ujar Effendi.

Selain aman untuk konsumsi dalam provinsi, stok beras Sumbar juga dikirim ke berbagai provinsi terutama provinsi tetangga.

Sebelumnya diberitakan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) menegaskan belum tentu akan melaksanakan penugasan pemerintah terkait rencana impor beras sebanyak 1 juta ton tahun ini. Pasalnya, Bulog tetap akan memprioritaskan produksi dalam negeri dan kemampuan perusahaan dalam menyimpan beras.

"Walau kami dapat tugas impor 1 juta ton, belum tentu kami laksanakan karena kami prioritas produk dalam negeri yang sekarang sedang panen raya," kata Buwas.

Buwas mengatakan, seiring masuknya musim panen raya, stok dipastikan akan kembali mencapai lebih dari 1 juta ton. Pasalnya diprediksi total penyerapan gabah petani oleh Bulog pada musim panen raya pertama periode Maret-April 2021 sebanyak 390.800 ton. Adapun total penyerapan gabah yang sudah terealiasi sejak Januari hingga 14 Maret 2021 sebanyak 70.940 ton.

Buwas menjelaskan, pada pekan kedua Maret terjadi peningkatan rata-rata angka penyerapan gabah setara beras yakni 3.500 ton per hari. Itu naik dua kali lipat dari pekan pertama Maret yang sebesar 1.500 ton per hari. "Stok CBP hingga akhir April 2021 dapat dicapai berada di atas 1 juta ton," ucap Buwas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement