Selasa 02 Mar 2021 12:48 WIB

Ekonom Nilai Stimulus Sektor Properti Tepat

Sektor properti dinilai tepat.

Ekonom Nilai Stimulus Sektor Properti Tepat. Foto: Pameran Properti.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Ekonom Nilai Stimulus Sektor Properti Tepat. Foto: Pameran Properti. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sektor properti memiliki multiplier efek paling besar. Kebijakan terkait sektor itu, bisa berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut diungkap oleh ekonom senior Raden Pardede yang menanggapi soal kebijakan pemerintah mengucurkan insentif pada sektor properti dengan menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk rumah tapak dan rumah susun dengan harga jual maksimal Rp 5 miliar.

Sebelumnya, pemerintah juga menerapkan kebijakan DP Kredit Pemilikan Rumah (KPR) rumah 0 rupiah.

Baca Juga

"Kita lihat di situ ada dua terkait properti. Kenapa properti, karena memiliki multiplier yang besar. Properti itu kan padat tenaga kerja. Jadi diharapkan akan ada penyerapan tenaga kerja di situ," ujar Raden, Selasa (2/3).

Raden mengatakan, kebijakan terkait sektor perumahan juga akan menyerap tenaga kerja. Menurutnya sektor properti adalah sektor yang paling besar multiplier efeknya.

"Properti ini akan menyerap pekerjaan lain, misalnya kalau kita bangun properti itu dia akan butuh pasir, batu, kerikil, kayu, itu kan' mempekerjakan orang lagi," tuturnya.

Beberapa upaya yang dibuat oleh pemerintah, kata dia, adalah mencoba melakukan beberapa langkah yang secara simultan. Dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat secara mikro, vaksinasi, hingga beberapa stimulus untuk membangkitkan perekonomian.

"Secara simultan beberapa tindakan tadi dilakukan dengan harapan tahun ini bisa bertumbuh lebih baik, bisa menciptakan lapangan kerja itu intinya. Diharapkan membangun kembali kepercayaan dan ekonomi yang bergerak," tutur Raden.

Setelah sektor otomotif dan properti Menko perekonomian Airlangga Hartarto kemarin mengatakan tengah mempersiapkan stimulus untuk sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka). 

Mengenai hal itu, Raden Pardede mengatakan "Spiritnya sama otomotif juga multiplier effect-nya besar. Karena komponen-komponen otomotif ribuan. Spiritnya menstimulasi perekonomian. Horeka ini, juga harus diakui industri ini paling suffer. Sektor ini juga harus dipikirkan apa yang bisa dilakukan untuk menstimulasi sektor ini supaya tidak mati," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement