REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, melakukan kunjungan ke Stasiun Tugu Yogyakarta. Selain menyaksikan penandatanganan kontrak penugasan PSO untuk KA ekonomi 2021, juga meninjau penerapan Genose yang telah berjalan dua pekan.
"Genose merupakan alat tepat guna dan tepat waktu sekarang ini. Prinsipnya yang mudah, tidak sakit dan murah membuatnya penting kami kawal. Terlebih, ini produk inovasi anak bangsa, sehingga sudah sepatutnya kita dukung," kata Budi, Ahad (14/2).
Kunjungan ini turut membahas rencana lebih lanjut penerapan Genose di 44 stasiun lain di berbagai wilayah di Indonesia. Serta, penerapan Genose di fasilitas-fasilitas layanan lain seperti perkantoran dan lapangan terbang di Indonesia.
Saat ini pelayanan Genose sudah dihadirkan di delapan stasiun. Setelah Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Tugu Yogyakarta, kini ada pula di Gambir, Solo Balapan, Bandung, Cirebon, Tawang Semarang sampai Stasiun Pasar Turi Surabaya.
Dirut PT KAI (Persero), Didiek Hartantyo menuturkan, sejak diterapkan di dua stasiun awal, Tugu dan Pasar Senen, Genose sudah mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Karenanya, penambahan layanan ini menjadi usaha KAI merespon itu.
"Kami kini tengah meningkatkan sistem integrasi antara PT KAI dan UGM terkait GeNose. Berbagai upaya ini kami lakukan dengan harapan agar masyarakat semakin nyaman dan tidak ragu untuk memanfaatkan layanan kereta api," ujar Didiek.
Inisiator Genose, Prof Kuwat Triyana menambahkan, setelah ini Genose masih akan terus dilakukan penyempurnaan. Hal itu meliputi pemantapan produksi untuk memenuhi kapasitas yang dibutuhkan dan penelitian lanjutan implementasi Genose.
"Dari sisi teknis performa juga terus kami tingkatkan. Namun, penelitian tidak berhenti hanya kepada alatnya, melainkan implementasinya. Utamanya, berkaitan protokol kesehatan untuk menghindari penularan ketika pengetesan," ujar Kuwat.