Rabu 03 Feb 2021 16:29 WIB

Indef: BSI Manfaatkan SWF adalah Langkah Tepat

Permodalan yang kuat penting bagi BSI mengingat bank syariah masih lemah himpun dana.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Karywan menghitung uang di Outlet Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Jakarta Barat, Senin (1/2). Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) menjadi salah satu jalan bagi Bank Syariah Indonesia untuk memperkuat permodalan. Peneliti Ekonomi Syariah Indef, Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan sudah seharusnya BSI memanfaatkan LPI.
Foto: Prayogi/Republika.
Karywan menghitung uang di Outlet Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Jakarta Barat, Senin (1/2). Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) menjadi salah satu jalan bagi Bank Syariah Indonesia untuk memperkuat permodalan. Peneliti Ekonomi Syariah Indef, Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan sudah seharusnya BSI memanfaatkan LPI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) menjadi salah satu jalan bagi Bank Syariah Indonesia untuk memperkuat permodalan. Peneliti Ekonomi Syariah Indef, Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan sudah seharusnya BSI memanfaatkan LPI.

"BSI yang mengincar investasi dari Timur Tengah melalui SWF merupakan hal yang tepat," katanya pada Republika.co.id, Rabu (3/2).

Baca Juga

Fauziah mengatakan BSI punya cukup banyak investor potensial yang dapat disasar, termasuk mengincar investor lain dari G20 juga penting untuk dilakukan. Pada dasarnya, BSI perlu menguatkan permodalan agar bisa terus berinovasi.

Apalagi BSI punya visi untuk melayani dan memenuhi kebutuhan umat dalam segala level, dari UMKM, corporate, sampai conglomerate. Menurutnya, permodalan yang kuat diperlukan karena selama ini bank syariah masih lemah dalam menghimpun dana murah.

"By nature, bank-bank syariah memiliki banyak keterbatasan dalam mendapatkan dana murah, hal ini terkait dengan sharia compliance yang harus dipenuhi," katanya.

Sehingga BSI yang baru saja diluncurkan memang harus lebih gencar dan inovatif mencari sumber dana lain. Khususnya di era pandemi ini, dimana pertumbuhan dana murah perbankan cukup melambat.

Dalam menjalankan bisnis, BSI perlu melakukan inovasi yang kuat dan masif dalam hal riset dan pengembangan produk.  Sehingga bisa menghasilkan produk, layanan dan paket perbankan yang mampu menarik para investor luar negeri.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi mengatakan BSI mengincar investasi melalui SWF untuk membantu memperkuat permodalan.  Keberadaan SWF membuka peluang investor global sebagai investor strategis untuk memiliki saham BSI.

"Kita ingin kukuhkan juga investasi, partnership, kami sambut kebijakan SWF, mana tahu ada investor global yang ingin memiliki saham atau kepemilikan di BSI," katanya dalam Webinar 7th Indonesia Islamic Economic Forum Masyarakat Ekonomi Syariah, Jumat (22/1).

Ia mengatakan sudah ada beberapa pihak yang melakukan pendekatan awal meski belum lebih jauh. Menurutnya, investor tertarik karena posisi BSI yang mengusung branding inklusif, memiliki produk inovatif, fokus digitalisasi, dan sasaran pasar menyeluruh.

Dengan menguatnya permodalan BSI, maka industri bisa tumbuh dan berkembang lebih cepat. BSI mengincar investor global strategis, khususnya yang berasal dari Timur Tengah, seperti dari Uni Emirat Arab, Iraq, Kuwait, dan Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement