Ahad 31 Jan 2021 16:38 WIB

Jelang Merger, Laba Mandiri Syariah Capai Rp 1,43 Triliun

Laba Mandiri Syariah ditopang pertumbuhan pembiayaan dan membaiknya rasio dana murah.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang nasabah tengah mengaskses ponsel di digital  branch Mandiri Syariah Thamrin (ilustrasi). PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) berhasil meraih laba bersih perusahaan sebesar Rp 1,43 triliun per Desember 2020.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Seorang nasabah tengah mengaskses ponsel di digital branch Mandiri Syariah Thamrin (ilustrasi). PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) berhasil meraih laba bersih perusahaan sebesar Rp 1,43 triliun per Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) berhasil melalui 2020 dengan kinerja yang baik di tengah situasi menantang akibat pandemi Covid-19. Capaian positif Mandiri Syariah tecermin dari perolehan laba bersih perusahaan sebesar Rp 1,43 triliun per Desember 2020, tumbuh 12,51 persen dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya (yoy).

Selain membukukan kenaikan laba bersih, Mandiri Syariah juga mencatat kinerja positif secara keseluruhan dengan pertumbuhan aset, pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang signifikan dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga. Capaian ini menunjukkan kuatnya tata kelola perusahaan yang dilakukan secara terukur serta sesuai kaidah.

Baca Juga

"Alhamdullilah, kami bersyukur atas semua pencapaian positif sepanjang 2020," ujar Direktur Utama Mandiri Syariah Hery Gunardi dalam keterangan pers, Sabtu (30/1).

Hery berterimakasih kepada seluruh pemangku kepentingan terkait terutama nasabah. Serta seluruh pihak yang telah mendukung dan memberi kepercayaan kepada Mandiri Syariah.

Direktur Finance, Strategy and Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menjelaskan, secara keseluruhan, raihan laba bersih Mandiri Syariah pada 2020 ditopang pertumbuhan pembiayaan dan membaiknya rasio pendanaan murah yang dikelola perusahaan. Pembiayaan Mandiri Syariah tahun lalu tumbuh 10,43 persen secara tahunan dari Rp 75,54 triliun menjadi Rp 83,43 triliun. 

Kemudian, DPK kelolaan Mandiri Syariah naik 12,80 persen yoy, dari Rp 99,81 triliun menjadi Rp 112,58 triliun. Pembiayaan Mandiri Syariah yang tumbuh positif didorong kontribusi kenaikan pembiayaan segmen retail sebesar 18,41 persen (yoy) menjadi Rp 53,24 triliun. 

Kinerja positif pembiayaan segmen retail ini didukung produk layanan berbasis emas seperti cicil emas dan gadai emas, yang naik 32,23 persen (yoy) menjadi Rp 3,94 triliun. Ditunjang juga dengan pembiayaan konsumer seperti pembiayaan mitraguna, pembiayaan pensiunan, pembiayaan kepemilikan kendaraan dan rumah, yang naik 29,13 persen menjadi Rp 39 triliun selama tahun 2020. 

"Adapun untuk segmen corporate banking naik 4,83 persen yoy menjadi Rp 23,43 triliun," katanya. 

Terkait kualitas pembiayaan, Mandiri Syariah mampu mengimbangi pertumbuhan pembiayaan yang solid sepanjang 2020 dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) yang terjaga, di mana NPF Netto tercatat 0,72 persen dan NPF gross sebesar 2,51 persen.

Dalam hal pendanaan, kinerja positif terjadi karena ditopang pertumbuhan dana tabungan hingga 18,73 persen menjadi Rp 47,25 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbungan tabungan secara nasional yang berkisar di angka 15,65 persen pada Oktober 2020.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement