REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk disebut akan memberikan pembiayaan lebih kompetitif dan terjangkau. Pengamat Ekonomi Syariah dari IPB Jaenal Effendi mengatakan, peluang ini muncul karena Bank Syariah Indonesia nantinya memiliki modal dan aset yang besar.
Kepemilikan modal dan aset besar membuat Bank Syariah Indonesia bisa meraih kepercayaan nasabah lebih tinggi dan menekan biaya yang diperlukan untuk menyalurkan pembiayaan. Bank Syariah Indonesia digadang memiliki total aset hingga Rp 240 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.
"Dengan menjadi bank yang besar, bank hasil merger dapat meraih tingkat kepercayaan nasabah lebih tinggi serta mampu menawarkan pricing pembiayaan yang lebih kompetitif," katanya dalam keterangan pers, Jumat (22/1).
Aksi merger memperbesar struktur permodalan bank syariah, sehingga dapat mendorong pertumbuhan positif di sektor perbankan syariah. Selain memengaruhi harga pembiayaan, kehadiran Bank Syariah Indonesia bisa berdampak pada pengembangan sektor keuangan syariah lain.
Jaenal menegaskan, sektor yang akan terdorong perkembangannya antara lain asuransi dan pasar modal syariah. Dorongan akan dirasakan karena sektor asuransi dan pasar modal syariah selama ini bertumpu pada industri perbankan syariah.
"Apabila industri perbankan syariah berkembang, maka investasi di pasar modal syariah dan pemanfaatan asuransi syariah dipastikan akan terdongkrak," katanya.