Kamis 21 Jan 2021 20:51 WIB

Holding Ultra Mikro, BRI Serahkan kepada Pemegang Saham

Direktur Utama BRI mengatakan saat ini perseroan menunggu arahan dari pemegang saham

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan saat ini perseroan menunggu arahan dari pemegang saham terkait holding ultra mikro.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan saat ini perseroan menunggu arahan dari pemegang saham terkait holding ultra mikro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk menyatakan rencana pembentukan perusahaan induk atau holding ultra mikro akan diserahkan sepenuhnya kepada pemegang saham. Hal ini menyusul rencana Kementerian BUMN melakukan sinergi penyaluran kredit ultra mikro yang akan dilakukan BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan saat ini perseroan menunggu arahan dari pemegang saham. “Dalam rangka holding ultra mikro, semua sudah menunggu. Itu domain pemegang saham. Kami para pihak yang akan diholdingkan, kami juga serahkan kepada pemegang saham,” ujarnya saat konferensi pers virtual rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BRI, Kamis (21/1).

Sebelumnya Wakil Kementerian BUMN Kartika Wirjaatmadja mengatakan target utama pembentukan holding ini sebanyak 50 juta nasabah ultra mikro, sebanyak 30 juta di antaranya masih belum mendapatkan akses keuangan formal.

"Jadi memang tujuan utama dari integrasi holding ultra mikro adalah untuk membangun satu ekosistem yang bisa meng-on board para pelaku usaha UMI," ujarnya, Senin (18/1).

Dia menjelaskan ada tiga fokus sinergi yang akan dilakukan dalam pembentukan holding ini. Pertama efisiensi beban bunga atau cost of fund.

“Adanya sinergi dengan perbankan sebagai pemberi pinjaman, nantinya diharapkan biaya yang dikenakan akan menjadi lebih rendah,” ucapnya.

Kedua sinergi jaringan dari ketiga BUMN. Nantinya akan mempermudah untuk melakukan ekspansi usaha dengan biaya yang lebih rendah dari sisi cost reserve dan acquire cost. Serta adanya sinergi digitalisasi platform.

“Nantinya holding ini akan memiliki bank data untuk UMKM secara nasional yang melingkupi puluhan juta pelaku UMKM, sehingga di masa depan bisa melakukan berbagai program pendukungan UMKM dengan tepat sasaran dengan data yang kita bangun di ekosistem ini," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement