REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyebutkan, pimpinan lembaga pengelola keuangan khusus investasi milik Indonesia atau kerap disebut Otoritas Investasi Indonesia (INA) harus memiliki beberapa kriteria umum dan khusus. Mulai dari integritas yang tinggi hingga berpengalaman di bidang pemerintahan.
Untuk kriteria umum, Yusuf menjelaskan, sosok pemimpin INA harus memiliki rekam jejak bersih, terutama dari sisi integritas. Baik itu di lingkungan swasta maupun pemerintahan.
Lebih spesifik, Yusuf menambahkan, calon pemimpin INA sebaiknya memiliki latar belakang profesional di bidang investasi dan keuangan. Sebab, lembaga ini akan berkaitan dengan penggunaan instrumen investasi untuk beragam pembiayaan, terutama dalam pembangunan infrastruktur.
"Jadi, pengetahuan tentang berbagai instrumen investasi sangat penting bagi kepala INA," tutur Yusuf saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/1).
Selain itu, memiliki latar belakang birokrat ataupun pengalaman di bidang pemerintahan akan menjadi nilai tambah. Sebab, Yusuf menjelaskan, INA akan banyak berkoordinasi dengan banyak institusi dalam negeri dan luar negeri sehingga pengalaman di pemerintahan akan banyak membantu kinerjanya.
Kriteria terakhir, pemimpin INA sebaiknya sosok yang memang sudah dikenal para investor. Tugas INA untuk mengundang investor diyakini Yusuf akan semakin mudah ketika mereka tidak asing dengan sosok pimpinannya.
"Ini (red: pemimpin INA) bisa jadi salah satu pertimbanga penting bagi investor dan tentu nantinya ada dampak positif bagi perjalanan dari lembaga ini," kata Yusuf.