Ahad 10 Jan 2021 16:21 WIB

UMY Apresiasi BLT tak Digunakan untuk Rokok

Data-data kesehatan Indonesia cukup memprihatinkan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Gedung Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Foto: umy.ac.id
Gedung Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

IHRAM.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengapresiasi langkah pemerintah yang mengimbau agar bantuan langsung tunai (BLT) Covid-19 tidak digunakan untuk membeli rokok. Imbauan ini sempat disampaikan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)  Muhadjir Effendy dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

Direktur Program Muhammadiyah Steps, dr. Supriyatiningsih merasa, langkah yang diambil pemerintah sudah tepat. Ia menekankan, sudah seharusnya sinkronisasi bantuan dari pemerintah seluruhnya tidak boleh digunakan untuk membeli rokok."Kita harapkan kedepannya bukan hanya BLT Covid-19 yang dilarang tapi seluruh bantuan sosial dari pemerintah," kata Supriyatiningsih, Sabtu (9/1).

Senada dengan Supriyatiningsih, Wakil Direktur Muhammadiyah Steps, Dianita Sugiyo menuturkan, data-data kesehatan Indonesia cukup memprihatinkan. Misalnya, hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menyatakan prevalensi perokok pemula di Indonesia capai 9,1 persen.

Hal ini tidak sesuai sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019 sebesar 5,4 persen. Ia berharap, ada ketegasan pemerintah terkait larangan agar menekan angka prevalensi perokok, utamanya perokok pemula.

Resiko infeksi Covid-19 terjadi 1,45-2 kali lipat lebih berat kepada perokok, dan resiko kematian 14 kali lebih tinggi dari non-perokok. Karenanya, Muhammadiyah Steps selaku pusat studi pengendalian tembakau akan membantu pemerintah."Dalam mewujudkan harapan pemerintah untuk menciptakan sumber daya manusia unggul Indonesia maju," ujar Dianita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement