REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Mahindra & Mahindra (M&M) mengatakan bahwa anak perusahaannya asal Korea Selatan, SsangYong Motor Company (SYMC), mengajukan pailit atau bangkrut karena kerugian besar akibat terlilit utang. SsangYong pada pekan lalu mengajukan permohonan prosedur rehabilitasi keuangan kepada Pengadilan Kepailitan Seoul, kata Mahindra kepada Kantor Berita India PTI.
SsangYong berharap pengadilan memberikan waktu setidaknya tiga bulan agar mereka bisa bernegosiasi dengan kreditor terkait upaya pelunasan utang. "Jika Pengadilan menyetujui, SYMC akan terus berfungsi di bawah pengawasan dewan dan akan bernegosiasi dengan pemangku kepentingan untuk mencapai kesepakatan tentang paket rehabilitasi yang mencakup pembiayaan ekuitas dan utang serta tindakan terkait lainnya," kata M&M, dikutip Selasa (29/12).
Sebelumnya, sebagaimana dilaporkan Reuters pada 22 Desember, SsangYong Motor gagal membayar pinjaman sekitar 60 miliar won (54,44 juta dolar AS).
Produsen mobil India, Mahindra & Mahindra yang memegang 74,65 persen saham di SsangYong menyampaikan bahwa perusahaan itu tidak mampu membayar sejak jatuh tempo pada 14 Desember.
Rincian utang yang menjerat SsangYong antara lain 30 miliar won kepada kepada Bank of America, 20 miliar won kepada JPMorgan Chase & Co dan 10 miliar won kepada BNP Paribas.