Sabtu 26 Dec 2020 06:16 WIB

9 Risiko Bila Konsumsi Multivitamin Setiap Hari

Manfaat dari mengonsumsi suplemen multivitamin tak sebesar yang diberitakan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Foto: Ilustrasi Vitamin
Foto: picpedia.org
Foto: Ilustrasi Vitamin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang yang terbiasa mengonsumsi suplemen multivitamin setiap hari karena dianggap memberi banyak manfaat kesehatan. Padahal, manfaat dari mengonsumsi suplemen multivitamin tak sebesar yang digembar-gemborkan.

Studi Annals of Internal Medicine oleh peneliti Johns Hopkins mengungkapkan bahwa konsumsi multivitamin tidak menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, penurunan kognitif, atau kematian dini. Selain itu, peneliti juga mengungkapkan bahwa suplemen vitamin C dan beta-karoten tampak membahayakan bila dalam dosis tinggi.

Baca Juga

Berdasarkan studi ini, tim peneliti mengungkapkan bahwa konsumsi multivitamin tak perlu dijadikan sebagai bagian dari rutinitas kesehatan sehari-hari. Banyak ahli gizi yang juga setuju dengan pendapat ini.

"Seseorang yang sehat secara umum kemungkinan besar tidak butuh (mengonsumsi) multivitamin," jelas ahli gizi Danielle Gaffen MS RDN, seperti dilansir EatThis, Jumat (25/12).

Beberapa kelompok orang mungkin memang membutuhkan konsumsi multivitamin. Misalnya, orang-orang yang menjalani diet restriksi, memiliki alergi makanan, atau memiliki masalah kesehatan yang menghambat penyerapan makanan.

"(Di luar kelompok tersebut) saya katakan kepada mereka untuk mendapatkan asupan vitamin dari makanan utuh dulu," pungkas Gaffen.

Dokter dari Seattle Children's Hospital dan University of Washington Ilene Ruhoy MD PhD juga mengungkapkan hal yang senada. Bila perlu mengonsumsi suplemen, Ruhoy mengatakan lebih baik memilih vitamin yang spesifik sesuai kebutuhan dibandingkan multivitamin yang dirancang untuk kondisi "satu untuk semua".

"Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan panduan tentang penggunaan suplemen," tambah Gaffen.

Terkait konsumsi suplemen multivitamin, ahli mengungkapkan setidaknya ada sembilan risiko yang perlu diwaspadai. Berikut ini adalah kesembilan risiko tersebut.

1. Overdosis Vitamin Tertentu

Dalam multivitamin ada beragam jenis vitamin yang tak biasa muncul secara bersamaan dalam konsentrasi tinggi. Hal ini berpotensi dapat menyebabkan overdosis terhadap multivitamin tertentu.

Bila yang kelebihan adalah vitamin A, beberapa keluhan yang mungkin muncul adalah gangguan penglihatan, nafsu makan buruk, rambut rontok, sensitif terhadap cahaya matahari, dan sakit kepala. Sedangkan overdosis vitamin D dapat menyebabkan kelelahan, lemas, mual, rasa kantuk, dan kehilangan nafsu makan.

Konsumsi vitamin E setiap hari tanpa adanya kondisi defisiensi vitamin E juga dapat menyebabkan pengenceran darah. Kondisi ini dapat memicu terjadinya masalah pembekuan darah dan perdarahan.

"Penting untuk selalu melakukan tes darah untuk menentukan vitamin dan suplemen apa yang (dapat dikonsumsi) untuk memberikan Anda manfaat, dan (vitamin) apa yang bisa Anda cukupi melalui pola makan," tukas ahli gizi Abbey Sharp RD.

2. Kesalahpahaman

Kebiasaan mengonsumsi multivitamin setiap hari dapat memunculkan anggapan bahwa pola makan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan asupan vitamin. Padahal, makanan utuh merupakan sumber terbaik untuk memenuhi berbagai kebutuhan gizi.

Fungsi dari suplemen nutrisi adalah untuk mengisi kekurangan dari pola makan. Akan tetapi, suplemen tak bisa dianggap sebagai pengganti dari pola makan yang kurang baik. Alasannya, makanan utuh mengandung banyak senyawa penting yang dibutuhkan oleh tubuh.

photo
Vitamin C (ilustrasi). - (www.freepik.com)

"Bila kita mencoba memenuhi sebagian besar kebutuhan itu dari suplemen, kita bisa kehilangan banyak komponen penting lain dari pola makan yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal," timpal ahli gizi Dr Jinan Banna PhD RD.

3. Defisiensi Vitamin Mungkin tak Teratasi

Multivitamin generik seringkali mengandung vitamin dalam dosus yang kurang mencukupi, misalnya vitamin D. Sebagian besar orang mengalami kekurangan vitamin D, akan tetapi standar 400 IU vitamin D dalam multivitamin tak cukup untuk menutupi kekurangan tersebut.

4. Interaksi dengan Obat Lain

Orang-orang yang mengonsumsi obat tertentu bisa mengalami efek samping yang tak diinginkan bila asal mengonsumsi suplemen multivitamin. ORang yang mengonsumsi obat antikoagulan Warfarin misalnya, perlu berhati-hati terhadap suplemen yang mengandung vitamin K. Kandungan ini dapat mengganggu kerja obat.

5. Masalah Pencernaan

Penasehat kesehatan HealthCareers Nikola Djordjevic MD menyarankan orang-orang untuk lebih selektif bila memang ingin mengonsumsi suplemen multivitamin. Upayakan untuk membeli suplemen multivitamin dengan bahan alami dan memiliki harga yang cukup mahal. Djordjevic mengatakan multivitamin dengan sumber yang murah kerap memicu gangguan pencernaan dan bahkan bisa tidak tercerna sebagian di feses.

6. Risiko Paparan Logam

Co Founder Vous Vitamin LLC Arielle Levitan MD mengatakan ada cukup banyak multivitamin generik yang mengandung logam berat. Kandungan ini dapat menumpuk di dalam tubuh dan diketahui berkaitan dengan risiko demensia dan masalah lain. Akan lebih baik bila bisa memilih suplemen yang sudah dites kemurnian dan potensinya oleh pihak ketiga.

7. Interaksi dengan Masalah Kesehatan yang Ada

Ada beberapa obat dan penyakit tertentu yang dapat terganggu oleh konsumsi multivitamin. Pada orang dengan masalah ginjal misalnya, tubuhnya akan lebih sulit untuk bisa mengeliminasi zat gizi.

8. Tak Tahu Kandungan di Dalamnya

Pada dasarnya suplemen yang sudah mendapatkan izin edar aman untuk dikonsumsi. Namun terkadang, ada penjual-penjual nakal yang menjual suplemen tak berizin yang tak jelas seperti apa kandungan di dalamnya. Produk seperti ini perlu diwasadai.

9. Manfaat tak Sebesar yang Diiklankan

Ruhoy mengatakan sebagian besar orang sebenarnya tidak membutuhkan suplemen multivitamin. Bila sudah mengonsumsi pola makan yang sehat dan seimbang, konsumsi suplemen multivitamin hanya memberikan sedikit manfaat. Selain itu, vitamin yang berasal dari maknaan cenderung lebih mudah diterima oleh tubuh. Vitamin dari makanan memiliki bioavailable yang lebih besar.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement