REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup Gojek melalui bendera PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay) membeli saham PT Bank Jago Tbk senilai Rp 2,25 triliun. Saat ini Gopay tercatat memiliki sebanyak 22,16 persen saham Bank Jago.
Berdasarkan laporan Gopay yang disampaikan pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah kepemilikan saham perusahaan sebelum transaksi berlangsung sebanyak 444.145.000 lembar atau mencakup 4,14 persen. Gopay melakukan transksi 1.956.600.000 lembar saham dengan harga pembelian Rp 1.150 per lembar saham.
“Setelah transaksi Gopay memiliki sebanyak 22,16 persen saham Bank Jago dengan 2.405.745.000 lembar saham,” tulis laporan kepada BEI ditandatangani oleh Direktur Utama Gopay Andre Sulistyo seperti dikutip, Sabtu (19/12).
Adapun transaksi tersebut tidak mengubah pengendalian saham pada Bank Jago. PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology (WTT) tetap sebagai pemegang saham pengendali dengan total kepemilikan saham 51 persen.
Sementara Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan kemitraan itu menandai kolaborasi antara dua perusahaan teknologi karya anak bangsa, Gojek, pionir super app di Asia Tenggara yang telah menciptakan dampak positif berskala besar di Indonesia, dan Bank Jago, bank berbasis teknologi dengan layanan perbankan digital bagi UMKM dan berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
Kemudian kolaborasi juga menambah deretan kerjasama yang telah dilakukan Gojek dan Go-Pay dengan berbagai lembaga keuangan terutama untuk menyediakan layanan keuangan kepada ekosistem Gojek sejak 2017. Adapun tujuan utama dari kolaborasi strategis itu menyediakan layanan perbankan digital melalui platform Gojek, sehingga jutaan pelanggan Gojek dapat membuka rekening Bank Jago dan mengelola keuangan lebih mudah lewat aplikasi Gojek.
“Kolaborasi juga membuka potensi kerjasama dengan berbagai institusi keuangan dan perbankan lain untuk mendukung mereka menjangkau lebih banyak konsumen,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Kolaborasi akan saling melengkapi karena Bank Jago memiliki pengalaman dan keahlian dalam memahami kebutuhan finansial masyarakat Indonesia. “Kolaborasi strategis antara bank berbasis teknologi seperti Bank Jago dan super-app seperti Gojek merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Kolaborasi mendalam ini akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan bisa terus menjadikan Indonesia tuan rumah di negeri sendiri," kata dia.
Menurutnya sebagai bank berbasis teknologi yang dirancang khusus dengan sistem API terbuka, pihaknya juga akan bekerja sama dengan pemain-pemain ekosistem digital lain untuk memperluas akses keuangan sekaligus mewujudkan aspirasi perseroan yaitu, meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta insan melalui solusi finansial digital yang berfokus pada kehidupan.
Bank Jago didirikan pada 1992 dengan nama PT Bank Artos Indonesia (Bank Artos). Pada 2020, Bank Artos melakukan perubahan nama menjadi PT Bank Jago Tbk sebagai bagian dari transformasi perusahaan untuk menjadi bank berbasis teknologi (digital bank).
Hal tersebut sejalan dengan aspirasi perusahaan untuk meningkatkan kesempatan tumbuh masyarakat melalui layanan keuangan dengan mengoptimalkan teknologi.