REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emas kembali melonjak pada akhir perdagangan Kamis (17/12), memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga beruntun. Penguatan harga emas dunia dipicu pelemahan dolar AS di tengah harapan lebih banyak bantuan virus corona dan janji Federal Reserve AS untuk menyalurkan lebih banyak uang tunai ke dalam perekonomian dan mempertahankan suku bunga rendah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, melambung 31,3 dolar AS atau 1,68 persen menjadi ditutup pada 1.890,40 dolar AS per troi ons. Sehari sebelumnya, Rabu (16/12), emas berjangka naik 3,8 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.859,10 dolar AS per troi ons.
"Kombinasi paket stimulus tambahan bersama dengan pembelian obligasi tambahan dan pembelian aset dari Fed jelas telah mendorong harga emas dan perak lebih tinggi," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Anggota parlemen berusaha untuk menuntaskan RUU bantuan Covid-19 senilai 900 miliar dolar AS dengan tenggat waktu Jumat (18/12) waktu setempat untuk mencegah penutupan pemerintah yang membayangi. Ini menaikkan harga emas dan mengirim dolar ke terendah multi-tahun.
Dengan suku bunga mendekati nol, Fed berjanji untuk terus memompa uang tunai ke pasar keuangan sampai pemulihan ekonomi AS aman. "Pasar emas tampaknya hanya terfokus pada fakta bahwa ada kesepakatan stimulus dan kami semakin dekat dengannya," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 1,129 dolar AS atau 4,51 persen menjadi ditutup pada 26,181 dolar AS per troi ons. Platinum untuk pengiriman Januari naik 14,7 dolar AS atau 1,42 persen menjadi menetap di 1.050,10 dolar AS per troi ons.