REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komisi Perdagangan Amerika Serikat (FTC) tengah mencari informasi dari Facebook, Twitter dan perusahaan media sosial dan video streaming lainnya tentang bagaimana mereka menggunakan informasi pribadi yang mereka kumpulkan dari penggunanya. Selain Facebook dan Twitter, pesanan yang meminta data dikirim ke anak perusahaan Facebook, yakni WhatsApp, lalu Amazon.com, serta ByteDance China TikTok, Discord Inc, Reddit Inc, Snap Inc, dan anak perusahaan Google YouTube LLC.
Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (15/12), FTC sedang mencari untuk mempelajari bagaimana perusahaan mengumpulkan data tentang pengguna, bagaimana mereka memutuskan iklan mana yang akan ditampilkan dan bagaimana algoritma digunakan, di antara informasi lainnya, kata agensi tersebut dalam sebuah pernyataan. Mereka juga mencari informasi tentang bagaimana praktik perusahaan memengaruhi anak-anak dan remaja.
Perusahaan memiliki waktu 45 hari untuk menanggapi FTC, yang biasanya digunakan untuk menghasilkan kebijakan atau merekomendasikan undang-undang. Dalam pernyataan bersama, dua anggota komisi Demokrat, Rohit Chopra dan Rebecca Slaughter, dan seorang Republikan, Christine Wilson, mencatat dorongan mereka untuk perintah tersebut.
"Belum pernah ada industri yang mampu mengawasi dan memonetisasi begitu banyak kehidupan pribadi kita," tulis para anggota komisi.
“Perusahaan media sosial dan streaming video sekarang mengikuti pengguna di mana saja melalui aplikasi di perangkat seluler mereka yang selalu ada. Akses konstan ini memungkinkan perusahaan-perusahaan ini untuk memantau ke mana pengguna pergi, orang-orang yang berinteraksi dengan mereka, dan apa yang mereka lakukan. Terlalu banyak tentang buramnya industri dan berbahaya," ujarnya.
Sementara itu, Discord menyatakan, pihaknya berharap untuk menjawab pertanyaan FTC. “Kami tidak menghasilkan uang dari mengiklankan, menjual data pengguna kepada pengiklan, atau membagikan informasi pribadi pengguna dengan orang lain. Sebaliknya, perusahaan menghasilkan pendapatan langsung dari pengguna melalui layanan berlangganan berbayar,” kata juru bicara dalam pernyataan email.
Adapun perusahaan lainnya, tak satu pun ada yang segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.