Selasa 15 Dec 2020 06:33 WIB

Bisnis Wong Solo Group Tembus Pasar Timur Tengah

Bisnis yang dijalankan sesuai syariat Islam dan makanan yang disajikan pasti halal.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Agus Yulianto
Pemilik Ayam Bakar Wong Solo, Puspo Wardoyo
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pemilik Ayam Bakar Wong Solo, Puspo Wardoyo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Jaringan bisnis kuliner Wong Solo Group memilih untuk menerapkan syariat Islam dalam menjalankan bisnisnya. Kini, Wong Solo Group telah memiliki lebih dari 100 cabang restoran di Indonesia, bahkan telah menembus pasar Timur Tengah.

Pengalaman berbisnis sesuai syariat Islam tersebut dibahas dalam Webinar Revolusi Berwirausaha "Muslimpreneurship" pada Senin (14/12). Webinar menghadirkan pembicara antara lain, Pemilik Wong Solo Group Puspo Wardoyo, Owner&CEO Gaida Group Muhammad Hasan, serta Atase Perdagangan KBRI di Riyad Erwansyah.

Puspo menjelaskan, Wong Solo Group konsisten menerapkan hukum Islam semua sejak berdiri pada 1991. Artinya, semua bagian dari bisnis yang dijalankan sesuai syariat Islam dan makanan yang disajikan dipastikan halal. Dia juga membuat aturan kepada seluruh karyawati untuk mengenakan hijab.

"Kalau dulu mungkin aneh, tetapi saat ini sebagian orang justru takut kalau karyawan tidak berhijab, khawatir restorannya tidak halal," terang Puspo.

Di samping itu, dalam mengembangkan usaha tidak hanya terpaku pada keuntungan. Melainkan juga menyalurkan sebagian keuntungan kepada yang berhak.

Puspo mengaku menyedekahkan 30 persen dari keuntungan bisnisnya. Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara untuk memperlancar usahanya. "Itu bagian dari rezeki. Itu kunci sukses, karena dijamin oleh Allah SWT," ujarnya.

Selain menjalankan syariat Islam, Puspo juga membagikan tips untuk dapat sukses berwirausaha, seseorang harus fokus dalam menjalankan usahanya. Artinya, tidak berganti-ganti usaha. Dia mencontohkan dirinya yang fokus pada bisnis ayam yang dilakoni sejak kecil sampai saat ini.

Tips lainnya, tidak mudah putus asa. Wirausaha harus kuat dalam menjalani proses berbisnis. Misalnya, untuk membuka bisnis di luar negeri prosesnya panjang, sehingga dibutuhkan tekad yang kuat.

Dia menceritakan, proses Wong Solo Group untuk membuka cabang di luar negeri butuh waktu bertahun-tahun. Misalnya, di Arab Saudi, Puspo sudah mencoba sejak 2007, namun baru benar-benar eksis pada 2017.

"Saat ini, tiga cabang restoran saya di Jeddah mampu melayani jasa katering 750 orang per hari," ungkapnya.

Selain di Arab Saudi, Puspo juga mengembangkan usahanya di Singapura sebanyak satu cabang, dan di Malaysia ada 12 cabang. Sedangkan di Indonesia, jumlah restoran Wong Solo Group ada 197 outlet.

Di sisi lain, Puspo juga berinovasi dalam mengembangkan bisnis kulinernya. Dia mengembangkan pengemasan makanan berbasis teknologi modern yang diberi nama Makanku pada September 2020. Produk Makanku merupakan makanan sehat siap saji yang dapat disimpan hingga satu tahun. 

Ada berbagai varian menu makanan cepat saji, antara lain, rendang daging, ayam balado, ayam asam manis, gulai ikan, dan gudeg yang dikemas bersama nasi. Produk tersebut telah mendapat izin edar dari BPOM dan lulus sertifikasi halal MUI.

Sementara itu, Atase Perdagangan KBRI di Riyad, Erwansyah, mengatakan, Arab Saudi merupakan salah satu negara yang sangat potensial untuk dikerjasamakan. Arab Saudi merupakan salah satu negara ekonomi terbesar dunia, yang masuk dalam negara-negara G20. Selama ini, sumber pendapatan utama Arab Saudi berasal dari minyak.

"Saat ini, Arab Saudi sedang dalam masa perubahan, tidak ingin tergantung dengan migas, mereka ingin mengubah investasi di sektor nonmigas. Berbagai proyek sedang ditawarkan ke negara-negara termasuk Indonesia. Ini menjadi potensi yang besar," paparnya.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement