Kamis 10 Dec 2020 14:53 WIB

Penjualan Menurun, KFC Indonesia Bukukan Kerugian

Pendapatan KFC mengalami penurunan 28 persen per kuartal III 2020.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
PT Fast Food Indonesia Tbk atau pemegang waralaba KFC Indonesia mengalami penurunan penjualan sepanjang 2020. Penurunan ini disebabkan oleh penghentian sementara sejumlah gerai KFC Indonesia akibat pandemi Covid-19.
Foto: ABC News
PT Fast Food Indonesia Tbk atau pemegang waralaba KFC Indonesia mengalami penurunan penjualan sepanjang 2020. Penurunan ini disebabkan oleh penghentian sementara sejumlah gerai KFC Indonesia akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Fast Food Indonesia Tbk atau pemegang waralaba KFC Indonesia mengalami penurunan penjualan sepanjang 2020. Penurunan ini disebabkan oleh penghentian sementara sejumlah gerai KFC Indonesia akibat pandemi Covid-19.

Per September 2020, emiten berkode saham FAST ini hanya membukukan pendapatan sebesar Rp 3,58 triliun. Raihan tersebut turun sebesar 28,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,013 triliun. 

Baca Juga

"Penurunan ini semata-mata karena pandemi yang menggerus transaksi dan penjualan, ini tidak pernah terjadi di dalam sejarah pertumbuhan KFC selama 41 tahun," kata Direktur Utama KFC Indonesia Justinus Dalimin Juwono dalam paparan publik, Kamis (10/12). 

Menurut Justinus, lebih dari 50 persen gerai KFC yang ada di mal mengalami penurunan penjualan. Selama pandemi perseroan tidak bisa beroperasi secara penuh sehingga terjadi penurunan transaksi hingga lebih dari 30 persen. 

Adapun penurunan penjualan ini turur menekan perolehan laba bersih KFC Indonesia. Per September 2020, perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 364,88 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu perseroan mampu membukukan laba sebesar Rp 206,5 miliar.

Selain itu penggunaan kas untuk investasi juga menyusut dari Rp 536,2 miliar pada 2019 menjadi Rp 226,13 miliar pada 2020. Justinus mengatakan selama pandemi perseroan lebih memilih untuk menahan pengeluaran investasi.

"Desember ini kita sudah lebih meredakan investasi, kami ingin melihat situasi ke depan, bagaimana perkembangan penjualan di gerai yang masih buka," tutur Justinus. 

Justinus mengatakan KFC Indonesia masih akan mengalami penurunan pertumbuhan hingga akhir Desember 2020. Dia memperkirakan, total pendapatan perseroan sampai akhir tahun hanya akan mencapai Rp 5,036 triliun atau turun jauh dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp 6,7 triliun.

Diproyeksikan akan berada 5,036 triliun dibanding 6,9 triliun pendapatan pada 2019. Sehingga secara full year akan terjadi penurunan penjualan sebanyak Rp 1,9 triliun. 

Meski demikian, Justinus optimistis pertumbuhan perseroan di tahun depan akan segera membaik seiring masuknya vaksin Covid-19 ke Indonesia. Di 2021, KFC Indonesia berencana akan membuka 25 gerai baru. Sementara itu dari sisi penjualan, perseroan memperoyeksi akan tumbuh 38,9 persen menjadi Rp 7 triliun.

"Kami harap berita bagus akan mengubah persepsi konsumen terhadap suasana pandemi. Kalau terjadi sesuai rencana pemerintah, kami meyakini restoran KFC akan kembali ramai seperti sediakala," tutup Justinus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement