REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menjelaskan, pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh lini, termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Namun, tidak sedikit pula UMKM yang dapat bertahan bahkan tumbuh di tengah pandemi Covid-19.
Mereka yang bertahan, kata Teten, merupakan UMKM yang melakukan inovasi dengan beradaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen. Mereka masuk ke ekosistem digital serta secara konsisten meningkatkan kualitas SDM.
"Tahun 2020 ini, kita merasakan betul bagaimana pandemi berdampak bagi keseluruhan lini usaha. Termasuk UMKM yang merupakan 99,9 persen populasi usaha Indonesia, penyumbang 60 persen PDB nasional dan 14,17 persen ekspor nasional," kata Teten memberi penjelasan dalam Talking Point Closing Program Vocational Coffee Training Kopling at Olveh, Selasa (8/12).
Menurut dia, bentuk pelatihan daring yang digelar oleh Kopling at Olveh sangat relevan dalam kondisi pandemi ini. Tidak hanya dihadiri oleh petani kopi di beberapa wilayah di Jawa, pelatihan daring Kopling at Olveh juga diikuti oleh tenaga pengajar dari SMK PPN Tanjungsari Sumedang Jawa Barat, SMKN 57 DKI Jakarta, dan SMKN 1 Ulu Pungkut Mandailing Natal Sumatra Utara.
"Ke depan saya tentu berharap program ini dapat hadir kembali, dengan skala acara dan dampak yang lebih luas," ungkap Teten.
Acara semacam ini, Teten harap tidak hanya mengundang dan menghadirkan para petani kopi dan barista tapi juga mereka yang terlibat dalam rantai pasok kopi. Termasuk dengan melibatkan institusi pendidikan yang lebih luas sehingga tidak hanya meningkatkan kapasitas UMKM saat ini, tetapi juga mempersiapkan UMKM masa depan.