REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan rencana pembentukan klaster dan holding BUMN masih belum bisa berjalan secara cepat setidaknya sampai 2021. Sebab, dampak pandemi Covid-19 membuat pemerintah harus beralih konsentrasi untuk membuat semua BUMN survive (bertahan) setidaknya sampai tahun depan.
Erick menjelaskan dampak pandemi ini membuat semua sektor ekonomi dan bidang usaha banyak terkoreksi. Apalagi tahun ini, koreksi ekonomi sampai 60 persen. Ia melihat, tahun depan masih akan terjadi koreksi hingga 30 persen.
"Karena covid kita ada perubahan roadmap sedikit. Secara ekonomi dan bidang usaha pasti terkoreksi. Kalau kita lihat di tahun ini koreksinya sampai 60 persen. Tahun depan masih adakoreksi 30 persen. Kita juga harus waspada di kuartal IV," ujar Erick di DPR, Senin (30/11) malam.
Ia mencontohkan di perbankan milik negara (Himbara) saja, pendapatannya 40 persen lebih rendah daripada tahun lalu. Padahal, paling tidak hingga tahun depan Himbara masih bertugas untuk melakukan langkah pengamanan dan restrukturisasi kelompok UMKM.
"Misalnya di Himbara, laporan keuangannya l 40 persen lebih rendah dari sebelumnya. Dibandingkan bank swasta, BUMN membagi jadi bagian restrukturisasi UMKM dan lain-lain" ujar Erick.
Erick menjelaskan paling tidak sampai tahun depan, pemerintah masih harus berfokus untuk mempertahankan BUMN yang ada. Terutama, beberapa BUMN strategis bahkan masih harus terdampak Covid-19 dan kehilangan pendapatan.
"Sampai 2021 ini kita bicara survival dan kelangsungan hidup. BUMN Strategis dan terdampak Covid-19, ini tentu ada kehilangan revenue yang cukup besar dan 90 persen terdampak," ujar Erick.