Kamis 26 Nov 2020 13:10 WIB

Wapres: Tantangan MUI Bagaimana Ide Besarnya Diterima

Ide besar MUI menjadi tantangan agar bisa diterima.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Wapres: Tantangan MUI Bagaimana Ide Besarnya Diterima. Foto: Maruf Amin
Foto: KIP/Setwapres
Wapres: Tantangan MUI Bagaimana Ide Besarnya Diterima. Foto: Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menyampaikan, ada dua ide besar MUI untuk menjaga umat yang kini sudah disahkan secara nasional. Yakni sertifikasi halal dan ekonomi syariah yang sudah menjadi sistem nasional.

Menururnya, sertifikasi halal dan ekonomi syariah merupakan pencapaian besar dari ide besar MUI. Apalagi dengan status Indonesia yang sedari awal disepakati bukan sebagai negara agama.

Baca Juga

"Itu menunjukkan ide besar MUI tersebut diterima, meski tidak semua, (tapi diterima) oleh banyak pihak," kata Kiai Ma'ruf saat sesi ramah tamah di Musyawarah Nasional (Munas) MUI ke-10, Rabu (25/11) malam.

Kiai Ma'ruf yang juga Wakil Presiden menyampaikan, bagaimana ide-ide besar baru seperti sertifikasi halal dan ekonomi syariah bisa diterima menjadi tantangan MUI kedepan. MUI memang sudah harus merancang ide besar lain yang dituangkan dalam rekomendasi, tausiah, dan program.

 

Ia berharap, pengurus MUI yang akan datang bisa menjalankan ide-ide besar hasil keputusan bersama tersebut dan mengusahakan diterima banyak kalangan. Menurutnya, kiat supaya ide besar itu bisa diterima bahkan sampai melembaga seperti sertifikasi halal maupun ekonomi syariah, perlu ada kesadaran untuk berkomunikasi yang baik dan strategis.

"Mari kita membiasakan, bukan sebuah keinginan kita bicarakan sendiri lalu kita gaungkan sendiri, tapi kita diskusikan, wasyaawirhum fil amri, kalau sudah musyawarah menjadi suatu keputusan, faida azamta fatawakkal 'ala Allah, kita terus perjuangkan bagaimana supaya kita berhasil," ujarnya.

Dalam konteks Indonesia, Kiai Ma'ruf menjelaskan, sistem yang berlaku adalah kesepakatan nasional. Maka MUI harus berjalan di atas kesepakatan itu supaya ide-ide besarnya terlaksana.

"Maka saya sering mengatakan, kita Muslim Indonesia itu, kita Muslim kaaffah ma'al mitsaq. Kita Muslim yang kafah di ibadah, muamalah dan akhlak, itu namanya kafah. Namun kita ada kesepakatan nasional yang harus kita jalani. Di sinilah spesifikasi khususnya kehidupan kita umat Islam di Indonesia," jelasnya.

Ia mengingatkan, prinsip seperti itu yang terus dibangun dan itu merupakan al baqiyatus sholihat. Artinya itu dalam rangka bagaimana syariat bisa diterapkan dalam suatu kehidupan melalui suatu upaya dan bagaimana orang bisa menerimanya dengan baik."Artinya orang mentafadholkan, apa yang kita gerakkan, mereka memberikan sambutan," kata Kiai Ma'ruf.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement