REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Saka Energi Indonesia (PGN SAKA), anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) di bidang hulu minyak dan gas bumi, terus berkomitmen mengembangkan proyek lapangan baru. Salah satunya adalah pengembangan Lapangan Sidayu yang berlokasi sekitar 5 km dari lapangan utama Pangkah PSC di Ujung Pangkah, Jawa Timur.
Sesuai dengan persetujuan Plan of Development (POD), pengembangan Lapangan Sidayu terdiri dari pembangunan dua wellhead platforms, yaitu Well-Head Platform C (WHP C) dan Well-Head Platform D (WHP D), production pipeline dan gas lift pipeline. Untuk mengerjakan pembangunan platform dan pipeline ini, PGN Saka bekerja sama dengan rekanan yang telah ditunjuk.
Hingga saat ini perkembangan pekerjaan fabrikasi pembangunan platform sudah mencapai 91 persen dengan rencana sail away kedua platform akan dilaksanakan pada tanggal 21 November 2020 dan diikuti dengan instalasi platform yang ditargetkan selesai pada akhir Desember 2020. Selanjutnya akan dilakukan pengeboran tiga sumur, yaitu dua sumur re-entry dan satu sumur pengembangan baru.
Pjs Direktur Utama PGN Saka, Susmono Soetrisno, mengutarakan initial production dari Lapangan Sidayu ini diharapkan mencapai sekitar 7.000 BOPD untuk minyak dan sekitar 3,9 MMSCFD untuk gas dari 3 (tiga) sumur produksi. Rencananya, produksi dari Lapangan Sidayu tersebut akan terhubung dengan fasilitas produksi yang ada melalui pipa bawah laut.
"Pelaksanaan proyek ini merupakan bentuk komitmen PGN SAKA sesuai persetujuan POD SKK Migas dalam kegiatan ekplorasi dan ekploitasi Minyak dan Gas Bumi Nasional untuk berkontribusi dalam pemenuhan pasokan energi untuk Indonesia ditengah Pandemi Covid-19 dan harga minyak yang turun," ujar Susmono, Jumat (13/11).
Semangat untuk berkontribusi ini membuat PGN Saka melakukan percepatan waktu pengerjaan proyek dari 17 Bulan menjadi 12 Bulan, dimana target first oil Lapangan Sidayu yaitu pada pertengahan tahun 2021.
Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Lucky Yusgiantoro mengapresiasi percepatan pembangunan proyek sehingga first oil dapat direalisasi pada pertengahan tahun 2021. Percepatan ini akan berdampak pada efisiensi budget dan memberikan kontribusi yang optimal pada penerimaan negara.
“Percepatan ini dilakukan di saat yang tepat karena dapat memberikan tambahan produksi pada saat harga minyak mulai meningkat. Semoga capaian yang baik pada proyek ini memberi semangat SAKA untuk meningkatkan investasinya di hulu migas Indonesia untuk mendukung capaian target jangka panjang yaitu merealisasi1 juta barrel minyak dan 12.000 MMSCFD gas di 2030 ,” kata Lucky.
Saat ini, PGN SAKA mengelola 10 Wilayah Kerja di Indonesia dan satu blok Shale Gas di Amerika Serikat. Pengelolaan di 6 Wilayah Kerja sebagai operator dengan kepemilikan 100% hak partisipasi di Pangkah, South Sesulu, Wokam II, Pekawai, West Yamdena dan Muriah.