REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menilai, financial technology (fintech) sangat dibutuhkan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM). Fintech dibutuhkan demi membantu perkembangan baru di bidang startup teknologi.
Tidak hanya itu, ia menambahkan, fintech juga mengoptimalkan efektivitas dan efisiensi operasional usaha terkait pencatatan transaksi dan mengatur persediaan barang. UMKM yang tidak memiliki persyaratan cukup mengakses pembiayaan perbankan, juga tetap dapat mengakses pembiayaan modal kerja melalui fintech.
Teten berharap perusahaan fintech dapat bekerja sama dengan masyarakat supaya dapat mengakses pembiayaan dari pemerintah. "Saat ini usaha mikro separuhnya bankable dan dampaknya bisnis fintech akan berkembang pesat," ujar Teten di Indonesia Fintech Summit secara virtual, kemarin.
Teten menjelaskan, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terjadi peningkatan di semua unsur industri layanan keuangan digital mulai dari perusahaan fintech hingga penyaluran pinjaman. Peningkatan semua unsur dalam fintech menunjukkan peningkatan literasi keuangan masyarakat, khususnya UMKM dalam mengakses pembiayaan serta transaksi keuangan.
Ia mengakui, baru sekitar 16 persen UMKM terhubung dengan platform digital atau sekitar 10,2 juta UMKM. Namun masalah utama yang dihadapi yakni terkait laporan keuangan UMKM,
"Memang terjadi peningkatan UMKM yang terhubung dengan platform digital. Namun, masalah utama UMKM adalah laporan keuangan. Dengan terhubung digital maka diharapkan kendala itu akan teratasi," ungkap Teten.