Kamis 12 Nov 2020 17:05 WIB

Komisi IV DPR RI Minta Penambahan Anggaran Litbang Kementan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan anggota Komisi IV DPR RI Endang Setyawati Thohari meninjau fasilitas Balai Latihan Tanaman Hias (BALITHI) Cianjur, Jawa Barat, Kamis (12/11).
Foto: Dok Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan anggota Komisi IV DPR RI Endang Setyawati Thohari meninjau fasilitas Balai Latihan Tanaman Hias (BALITHI) Cianjur, Jawa Barat, Kamis (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Anggota Komisi IV DPR RI, Endang Setyawati Thohari mengatakan DPR RI mendorong penambahan anggaran untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Peetanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan).

Pasalnya, peningkatan kualitas inovasi teknologi merupakan ujung tombak kemajuan pertanian dan Balitbangtan Kementan telah banyak menghasilan teknologi yang berkontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di masa pandemi covid 19.

"Menurut saya dana untuk penelitian pertanian harus diperbesar karena banyak sekali peneliti-peneliti kita yang sudah berhasil mengembangkan hasil-hasil penelitian tapi dananya terbatas," ujar Endang pada acara ekspose inovasi tanaman hias di Balai Tanaman Hias (Balithi) Cianjur bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kamis (12/11/20).

 Endang menambahkan DPR akan memberikan dukungan berupa anggaran karena saat ini anggaran untuk Balitbangtan sangat rendah hanya 5 persen dari seluruh anggaran Kementan. Saat ini, Balitbangtan memiliki 540 orang doktor dan 240 professor sehingga harus ditunjang dengan dana yang memadai untuk mengembangkan hasil hasil penelitian yang sudah didapatkannya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan kemajuan setiap negara tidak lepas dari perkembangan riset yang diterapkan. Menurutnya Balitbangtan menjadi subsektor yang penting dalam kemajuan pertanian Indonesia pada saat ini.

"Litbang  menjadi penting untuk saya. Negara yang tertinggal itu karna Litbangnya yang tertinggal. Kenapa Jepang bisa lebih baik, kenapa Taiwan risetnya lebih baik , memiliki  penelitian  lebih berkualitas karna negara memfasilitasi  sehingga riset itu makin berkembang dan itu menjadi ukuran," katanya.

Syahrul juga menyatakan bahwa tanaman hias (florikultura) memiliki potensi ekspor yang sangat tinggi. Saat ini preferensi pasar international mulai berubah arah tanaman hias tropis sehingga memberi peluang bagi para pengusaha di dalam negri, mengingat potensi pengembangan tanaman hias di Indonesia sangat tinggi karena Indonesia memiliki kekayaan genetika florikultura terbesar di dunia.

 

sumber : Kementan RI
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement