Senin 09 Nov 2020 13:32 WIB

Ryanair Laporkan Rugi Rp 3,3 T di Semester Pertama

Ryanair melihat kerugian bisnis di semester kedua akan lebih besar.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Fuji Pratiwi
Ryanair. Ryanair mengalami kerugian sebesar 197 juta euro atau sekitar Rp 3,3 triliun pada separuh pertama tahun fiskal 2021.
Foto: Telegraph
Ryanair. Ryanair mengalami kerugian sebesar 197 juta euro atau sekitar Rp 3,3 triliun pada separuh pertama tahun fiskal 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Maskapai berbiaya hemat (low cost carrier/LCC) terbesar di Eropa, Ryanair, terungkap mengalami kerugian sebesar 197 juta euro atau sekitar Rp 3,3 triliun pada separuh pertama tahun fiskal 2021 (H1 dari FY2021). Padahal keuntungan sebesar 1,15 miliar euro (Rp 17 triliun) diperoleh Ryanair pada periode yang sama tahun fiskal sebelumnya.

"Covid-19 menahan seluruh armada grup kami terbang dari pertengahan Maret hingga akhir Juni karena Pemerintah Uni Eropa (UE) memberlakukan larangan penerbangan dan lockdown," tulis maskapai itu dalam sebuah laporan yang diunggah di lamannya dilansir dari Bernama pada Senin (9/11).

Baca Juga

Selama periode April-September tahun ini, Ryanair mengangkut total 17,1 juta penumpang. Jumlah ini turun 80 persen dari periode yang sama tahun lalu.

CEO Ryanair Michael O'Leary bahkan memperkirakan lebih banyak kerugian pada semester kedua dibandingkan semester pertama. Lalu jumlah penumpang yang akan diangkut oleh Ryanair untuk seluruh tahun fiskal akan menjadi sekitar 38 juta. 

Berkantor pusat di Irlandia, Ryanair adalah maskapai penerbangan yang terutama mengoperasikan penerbangan jarak pendek di Eropa. Ryanair memiliki lebih dari 470 pesawat dan tenaga kerja lebih dari 16 ribu orang. Menurut laporan Ryanair, jumlah penumpang tahunan yang diangkut oleh maskapai itu sebelum krisis Covid-19 sekitar 150 juta orang.

Ryanair mengatakan dalam laporannya, tahun fiskal 2021 akan terus menjadi tahun yang sangat menantang karena vaksin yang efektif tidak akan muncul hingga awal 2021.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini ada sekitar 200 kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh berbagai negara termasuk Prancis, Italia, China, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat. Dari jumlah itu, setidaknya 44 kandidat vaksin sedang dalam uji klinis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement