Ahad 25 Oct 2020 13:08 WIB

AP II Prediksi Akhir 2020 Layani 2,5 Juta Penumpang

Stimulus penerbangan yang diberikan membuat harga tiket pesawat lebih murah.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memprediksi jumlah penumpang akan terus meningkat di 19 bandara yang dikelola. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin memperkirakan pada akhir Desember jumlah penumpang yang dilayani mencapai 2,5 juta penumpang.
Foto: Antara/Septianda Perdana
PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memprediksi jumlah penumpang akan terus meningkat di 19 bandara yang dikelola. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin memperkirakan pada akhir Desember jumlah penumpang yang dilayani mencapai 2,5 juta penumpang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memprediksi jumlah penumpang akan terus meningkat di 19 bandara yang dikelola. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin memperkirakan pada akhir Desember jumlah penumpang yang dilayani mencapai 2,5 juta penumpang.

"Angka itu meningkat sekitar 44 persen dibandingkan perkiraan November 2020," kata Awaluddin dalam diskusi virtual AP II, Sabtu (25/10).

Baca Juga

Terlebih saat ini, pemerintah sudah memberikan stimulus penerbangan dengan menghapus sementara airport tax di 13 bandara. Lima di antaranya merupakan bandara yang dikelola AP II.

Awaluddin mengatakan penumpang di lima bandara penerima stimulus tersebut pada Oktober 2020 bisa mencapai 1,45 juta orang. Selanjutnya pada November 2020 diperkirakan jumlah penumpang meningkat 20 persen 1,74 juta orang.

Dia mengharapkan dengan adanya stimulus tersebut, harga tiket pesawat akan lebih rendah. "Ini momen yang tepat bagi bandara dan maskapai untuk membuka kembali rute domestik yang sempat ditutup selama pandemi," jelas Awaluddin.

Awaluddin menilai, stimulus penerbangan dapat meningkatkan permintaan terhadap penerbangan. Dia memastikan, AP II dan maskapai akan menganalisa kemungkinan rute domestik mana saja yang mengalami peningkatan untuk kemudian dapat ditambah frekwensi penerbangan di rute tersebut jika memungkinkan.

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan untuk mengimplementasikan penyesuaian tarif tiket pesawat. Dia mengatakan, sejak 23 Oktober 2020, harga tiket yang dijual maskapai untuk sementara tidak lagi memasukan kompenen Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau tarif Passenger Service Charge (PSC) setelah adanya stimulus yang diberikan pemerintah.

"Kami juga telah memastikan kesiapan infrastruktur pendukung dalam mengimplementasikan penyesuaian tarif tiket pesawat yang akan kami berlakukan secara menyeluruh pada seluruh kanal penjualan tiket Garuda Indonesia," kata Irfan dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (22/10) malam.

Dengan begitu, Irfan memastikan penjualan tiket Garuda Indonesia sesuai dengan kebijakan yang diatur mengenai stimulus PJP2U dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Irfan menuturkan stimulus tersebut diharapkan dapat berdampak positif di tengah tantangan kinerja industri penerbangan pada masa pandemi Covid-18.

"Hadirnya stimulus PJP2U ini tentunya menjadi langkah signifikan yang kami harapkan dapat mendukung upaya pemulihan kinerja maskapai penerbangan khususnya guna meningkatkan minat masyarakat untuk kembali menggunakan layanan transportasi udara," jelas Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement