REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sembilan bulan menghadapi pandemi Covid-19, PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) melakukan sejumlah strategi, salah satunya mengatur operasional. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakaan selama ini menetapkan empat pola yakni operasional normal, slow down, operasional minimum I, dan operasional minimum II.
Awaluddin mengatakan operasional tersebut berdampak kepada efisiensi. “Sepanjang sembilan bulan terakhir, AP II berhemat Rp 1,8 triliun,” kata Awaluddin dalam pernyataan tertulis yang diterima, Kamis (22/10).
Dia menuturkan, langkah tersebut dilakukan agar bandara yang dikelola AP II tetap beroperasi optimal. Awaluddin menuturkan dengan pola operasional tersebut maka fasilitas yang digunakan di bandara disesuaikan dengan pergerakan penumpang.
“Penetapan pola operasional ini memungkinkan bandara dapat melakukan efisiensi,” ujar Awaluddin.
Terlebih, Awaluddin mengatakan, dampak pandemi terasa sejak kuartal pertama 2020. Saat itu jumlah penumpang pesawat di bandara AP II turun empat persen dibandingkan periode sama pada 2019.
Awaluddin menilai, penurunan tersebut memberikan sinyal bahwa Covid-19 akan berdampak pada penerbangan sepanjang 2020. Hal tersebut terbukti, sepanjang Januari hingga September 2020, pandemi Covid-19 memberikan tekanan hebat ke sektor pariwisata dan pendukung, termasuk penerbangan.
“Pada awal tahun ini, tepatnya Januari hingga Februari, rute internasional mulai melemah. Kemudian pada Maret, rute domestik ikut terdampak,” tutur Awaluddin.
Untuk itu, Awaluddin memastikan saat ini AP II melakukan sejumlah penyesuaian untuk tetap menjaga konektivitas udara di Indonesia. Dia menegaskan, AP II tetap bergerak dinamis dengan menetapkan strategi agar bisa beradaptasi dengan keadaan.