Rabu 07 Oct 2020 06:20 WIB

WTO Naikkan Proyeksi Perdagangan Dunia Tahun Ini

WTO menyebutkan, perdagangan barang global akan kontraksi 9,2 persen pada 2020.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menaikkan proyeksinya terhadap kinerja perdagangan dunia pada tahun ini dibandingkan perkiraan pada Juni. Tapi, pemulihan pada 2021 diprediksi berjalan lebih lambat seiring dengan kebijakan lockdown lebih lanjut di beberapa negara akibat gelombang kedua infeksi Covid-19 yang menimbulkan risiko.
Foto: www.wto.org
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menaikkan proyeksinya terhadap kinerja perdagangan dunia pada tahun ini dibandingkan perkiraan pada Juni. Tapi, pemulihan pada 2021 diprediksi berjalan lebih lambat seiring dengan kebijakan lockdown lebih lanjut di beberapa negara akibat gelombang kedua infeksi Covid-19 yang menimbulkan risiko.

REPUBLIKA.CO.ID, RUSSELS -- Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menaikkan proyeksinya terhadap kinerja perdagangan dunia pada tahun ini dibandingkan perkiraan pada Juni. Tapi, pemulihan pada 2021 diprediksi berjalan lebih lambat seiring dengan kebijakan lockdown lebih lanjut di beberapa negara akibat gelombang kedua infeksi Covid-19 yang menimbulkan risiko.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (6/10), WTO menyebutkan, perdagangan barang di tingkat global akan mengalami kontraksi 9,2 persen pada 2020 dan meningkat 7,2 persen pada 2021. Eropa dan Amerika menjadi kawasan yang paling terpukul parah pada tahun ini.

Baca Juga

Proyeksi tersebut membaik dibandingkan prediksi sebelumnya yang memperkirakan pertumbuhan negatif 13 sampai 32 persen pada 2020, sebelum rebound dengan tumbuh 21 sampai 24 persen pada tahun depan.

Perkiraan terbaru WTO menunjukkan, penurunan tingkat perdagangan pada 2020 tidak akan separah situasi saat krisis global keuangan 2009. Saat itu, nilai perdagangan barang turun 12,8 persen yang diikuti dengan lonjakan 13,8 persen pada 2010.

Badan perdagangan yang berbasis di Jenewa itu mengatakan, kebijakan fiskal dan moneter yang agresif telah mendukung tingkat permintaan barang-barang di tingkat global. WTO juga mencatat, konsumen telah mengalihkan pengeluaran untuk produk jasa, terutama berwisata, ke barang.

Peralatan medis menjadi barang yang paling banyak diperdagangkan tahun ini. Peralatan elektronik seperti komputer juga mengalami peningkatan permintaan karena jutaan orang harus bekerja dari rumah untuk menekan laju penyebaran virus corona.

Proyeksi WTO masih dipengaruhi banyak risiko. Di antaranya, tingkat ketidakpastian yang masih tinggi akibat pandemi Covid-19 dan tanggapan kebijakan dari pemerintah. Meski perdagangan akan rebound pada tahun depan, WTO menekankan, nilainya aan masih jauh di bawah tren sebelum pandemi.

Wakil Direktur Jenderal WTO Yi Xiazhun menuturkan, salah satu risiko ekonomi global setelah pandemi adalah kecenderungan banyak negara menerapkan proteksionisme. "Kerja sama internasional sangat penting saat kita ingin bergerak maju," tuturnya, dalam konferensi pers.

Kebijakan lockdown karena pandemi Covid-19 diprediksi dapat mengurangi dua sampai tiga poin persentase dari pertumbuhan ekonomi, memangkas hingga empat poin persentase dari ekspansi perdagangan global pada 2021.

Sebaliknya, apabila vaksin dapat didistribusikan dengan cepat dan merata, setidaknya tiga poin persentase dapat ditambahkan ke pertumbuhan perdagangan tahun depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement