REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada kisaran negatif dua persen hingga 1,6 persen pada tahun ini. Angka tersebut merevisi perkiraan Bank Dunia sebelumnya sebesar nol persen.
Menanggapi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah kunci perekonomian Indonesia bisa tumbuh positif bisa terjadi jika wabah Covid-19 telah berakhir. Bahkan hanya itu saya syarat mutlak perekonomian Indonesia akan berada kisaran empat persen sampai lima persen.
“Perekonomian Indonesia akan bisa tumbuh positif tahun depan apabila wabah sudah bisa berakhir. Syaratnya hanya Itu saja,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (29/9).
Namun jika wabah Covid-19 belum selesai, menurut Piter, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali negatif pada tahun depan. Piter memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada kisaran minus tiga persen sampai empat persen jika wabah Covid-19 belum selesai pada tahun depan.
“Tapi kalau wabah berlanjut bisa lebih rendah daripada tahun ini. Dikisaran minus 3 hingga minus 4 persen,” ucapnya.
Dalam publikasi East Asia and Pacific Economic Update October 2020 yang rilis pada Selasa (29/9), Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada pada kisaran negatif dua persen hingga 1,6 persen. Angka tersebut merevisi perkiraan Bank Dunia sebelumnya, sebesar nol persen.
"Secara umum, outlook Bank Dunia ini masih sejalan dengan asesmen Pemerintah terkini yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam rentang -1,7 persen dan -0,6 persen," tutur Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu.