REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Sejarah hari tani adalah usaha membebaskan petani dari penderitaan panjang menuju kesejahteraan. Kita harus mengisinya dengan aksi konkret yang memperbaiki keadaan. Salah satunya praktik tani pekarangan. Banyak orang enggan melakukan kegiatan ini sekalipun memiliki lahan yang layak untuk digarap. Ini diungkapkan pegiat Odesa Indonesia, Basuki Suhardiman dalam siaran persnya.
Dikatakan Basuki, kenapa banyak masyarakat masih enggan, ada sejumlah faktor. Yaitu belum merasakan manfaatnya dan tidak ada yang mendorongnya. ''Kedua, merasa menjadi beban tambahan kerja, adanya ayam yang menganggu serta ketiadaan air,'' tutur Basuki.
Odesa Indonesia punya keyakinan bahwa tani pekarangan adalah solusi perbaikan hidup karena dengan tani pekarangan itu banyak manfaat. ''Bisa mengurangi konsumsi rumah tangga orang miskin Rp 8.000-10.000 setiap hari atau Rp 240.000-300.000 perbulan. Sisanya bisa dijual dan memberikan penghasilan tambahan,'' papar Basuki. Selain itu, menurutnya, bisa berbagi kepada tetangga dan lebih sehat dan bergizi karena sayuran dalam keadaan fresh dan organik.
''Yayasan Odesa Indonesia mengalami kesulitan untuk mendorong massal gerakan ini, karena masyarakat di Bandung Utara tidak punya pengalaman merasakan manfaat tani pekarangan,'' katanya.
Namun dikatakan Basuki, berkat ketelatenan aktivis Odesa yang rutin blusukan setiap waktu, akhirnya membuahkan hasil juga. ''Sudah lebih 20 keluarga mau melakukan. Dan keluarga Pak Dadang/Mak Imih dan Keluarga Nengsih adalah salah satu contoh yang berhasil. Empat Bulan lalu memulai dan sekarang merasakan manfaatnya. Sayuran segar melimpah dari pekarangannya. Sebagian langsung dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi sering dijual di pasar,'' papar Basuki.
Tani Pekarangan harus diperluas karena pertahanan pangan sehat bergizi harus menjadi bagian penting dalam kehidupan kita, terlebih pada golongan pra-sejahtera. ''Kita berharap pemerintah lebih serius. Jangan bergerak tani pekarangan hanya saat menjelang event Agustusan dan tujuannya semata-mata lomba. Tani pekarangan harus menjadi solusi ekonomi, solusi pangan, solusi mengatasi kemiskinan. Mari kita gerakkan,'' ucapnya.