REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Izzudin Al Farras menyarankan pemerintah lebih menggencarkan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat rentan miskin serta miskin sebagai antisipasi ancaman resesi ekonomi. Ancaman resesi merupakan hal yang tidak terhindarkan dan berpeluang besar menimpa seluruh negara
"Bantuan sosial harus lebih ditingkatkan kepada masyarakat miskin dan rentan," ujar Farras dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (17/9).
Menurut dia, ancaman resesi merupakan hal yang tidak terhindarkan dan berpeluang besar menimpa seluruh negara di dunia selama pandemi Covid-19 masih melanda. Oleh karena itu, hal yang perlu diantisipasi oleh pemerintah adalah mengurangi dampak resesi ekonomi tersebut kepada masyarakat menengah ke bawah dan miskin, mengingat sejak pembatasaansosial berskala besar (PSBB) jilid pertama sudah banyak masyarakat rentan yang jatuh ke jurang kemiskinan.
Dengan demikian, terdapat kemungkinan masyarakat miskin di Indonesia semakin bertambah akibat risiko resesi. Terlebih lagi dengan adanya PSBB jilid kedua, kondisi akan memburuk jika tidak terdapat langkah membantu mereka.
"Terdapat puluhan juta masyarakat rentan di Indonesia yang dengan adanya pandemi Covid-19 menimbulkan risiko besar kepada mereka untuk jatuh ke jurang kemiskinan," katanya.
Farras juga menambahkan pemerintah perlu melakukan pembaruan dan terus meningkatkan data para penerima bantuan sosial atau lainnya selama Covid-19. Dengan adanya pembaruan data penerima bantuan sosial tersebut, maka ini akan semakin membantu penyaluran bantuan secara tepat sasaran kepada masyarakat rentan miskin dan miskin.
"Hal ini tentunya dapat dianggap sebagai langkah antisipasi pemerintah untuk meminimalisasi dampak ancaman resesi ekonomi kepada masyarakat, terutama kepada masyarakat menengah ke bawah serta rentan di Indonesia," kata Farras.