Selasa 15 Sep 2020 18:24 WIB

Babak Baru Pandemi: Disiapkan Hotel Hingga Dokter Magang

Sebanyak 1.500 kamar hotel bintang 2-3 di Jakarta sudah disiapkan untuk isolasi OTG.

Anggota TNI mengoperasikan mobil gunners spraying saat penyemprotan cairan disinfektan di hotel yang dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19, di Hotel Yasmin, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (14/9/2020). Pemerintah Kabupaten Tangerang menjadikan Hotel Yasmin menjadi rumah singgah bagi pasien OTG (orang tanpa gejala) COVID-19 akibat terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Tangerang dan perubahan status Kabupaten Tangerang menjadi zona merah. ANTARA FOTO/Fauzan
Foto: ANTARA/Fauzan
Anggota TNI mengoperasikan mobil gunners spraying saat penyemprotan cairan disinfektan di hotel yang dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19, di Hotel Yasmin, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (14/9/2020). Pemerintah Kabupaten Tangerang menjadikan Hotel Yasmin menjadi rumah singgah bagi pasien OTG (orang tanpa gejala) COVID-19 akibat terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Tangerang dan perubahan status Kabupaten Tangerang menjadi zona merah. ANTARA FOTO/Fauzan

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulistyawati, Adinda Pryanka, Antara

Saat membuka rapat terbatas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/9), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar tempat isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala ataupun dengan gejala ringan segera ditingkatkan. Langkah ini sebagai antisipasi jumlah kasus Covid-19 yang makin meningkat.

Baca Juga

“Pemerintah juga terus menambah tempat isolasi Covid tanpa gejala ataupun yang bergejala ringan,” ujar Jokowi.

Merespons perintah Jokowi itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan, pemerintah menyiapkan kamar tambahan untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 tanpa gejala. Sehingga, orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 tidak melakukan isolasi mandiri di rumah yang justru berpotensi menularan virus ke anggota keluarga.

Menurut Terawan, sebanyak 1.500 kamar hotel bintang 2-3 di Jakarta sudah disiapkan. Sedikitnya 10 hotel yang masuk dalam jaringan Accord, Novotel, Ibis, Tauzia, hingga Harris disebut Terawan sudah siap menyediakan kamarnya untuk isolasi pasien Covid-19. Seluruh 1.500 kamar diharapkan bisa menampung 3.000 orang pasien.

"Jumlah hotel ini dapat ditambah menjadi 15-30 hotel jika diperlukan. Di samping itu hotel-hotel tersebut juga siap membantu pemerintah bila memerlukan hotel untuk isolasi di luar Jakarta," kata Terawan dalam keterangan pers usai rapat terbatas, Senin (14/9).

Pemerintah juga lebih dulu menyiapkan ruang isolasi tambahan bagi pasien Covid-19 bergejala ringan-sedang di RS darurat Wisma Atel Kemayoran. Dua tower tambahan disiapkan, terdiri dari tower 6 dengan 1.746 tempat tidur dan tower 7 dengan 2.472 tempat tidur. Baik tower 6 dan 7 masing-masing sudah terisi 888 dan 749 tempat tidur, per Senin (14/9) ini.

"Sedangkan yang tanpa gejala, flat isolasi mandiri wisma atlet kemayoran menyiapkan 2 tower yaitu tower 4 dan 5. Tower 4 ada 2.472 tempat tidur, belum terisi. Sedangkan tower 5 terdapat 2.472 tempat tidur, baru terisi 81," kata Terawan.

Pemerintah juga menyiapkan balai pelatihan kesehatan (Bapelkes) di Jakarta dan Cilito, Jawa Barat. Kapasitas yang tersedia, 326 kamar untuk 653 orang. Bapelkes di luar Jakarta, seperti Batam, Semarang, dan Makassar juga disiapkan.

Selain menyiapkan ruang isolasi di hotel, Terawan melanjutkan, pihaknya telah menyiapkan bantuan tambahan tenaga medis, baik untuk dokter dan perawat. Saat ini, total relawan Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat dan internship (magang) yang sudah ditempatkan ada 16.286 orang yang tersebar di rumah sakit dan laboratorium sarana kesehatan untuk melayani terkait Covid-19.

"Dan masih ada 3.500 dokter internship, 800 Tenaga Nusantara Sehat, dan disamping itu ada tenaga relawan 685 orang, termasuk ada dokter spesialis paru, anastesi, penyakit dalam dan tenaga kesehatan lain seperti perawat, dokter umum dan lainnya yang siap di-deploy-kan (diterjunkan), siap untuk membantu bila dibutuhkan tenaga tambahan," katanya.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, alokasi anggaran penyewaan hotel telah disertakan dalam tambahan anggaran Rp 3,5 triliun untuk BNPB. Anggaran tersebut telah masuk dalam pos belanja BNPB.

"Di dalamnya termasuk antisipasi kemungkinan penggunaan hotel-hotel untuk ruang isolasi pasien," tuturnya dalam doorstop virtual, Selasa (15/9).

Untuk saat ini, Sri menambahkan, pemerintah akan mengoptimalkan gedung yang sekarang telah digunakan sebagai ruang perawatan pasien terlebih dahulu. Salah satunya dengan menambah kapasitas Wisma Atlet Kemayoran untuk menampung banyaknya pasien Covid-19.

Pemerintah berencana menggunakan tower 6 dan 7 sebagai ruang isolasi tambahan. Selain itu, pemerintah juga memanfaatkan gedung-gedung pelatihan yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai ruang isolasi.

"Paling fokus bagi kami adalah penggunaan semua fasilitas itu dan berapa biaya untuk penggunaannya. Ada perencanaan dan pertanggungjawaban oleh unit-unit, seperti BNPB," ujar Sri.

Rencana pemanfaatan hotel untuk tempat perawatan pasien Covid-19 juga sempat disebutkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Fasilitas ini akan membantu meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan dalam menangani pasien terpapar virus corona.

Airlangga memastikan, pemerintah akan mendorong kesiapan penggunanya hotel bintang dua dan tiga yang bisa dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19. "Seperti sudah dilakukan di Sulawesi Selatan ataupun Jawa Tengah," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (11/9).

Meski demikian, Airlangga memastikan, fasilitas kesehatan di Indonesia terbilang cukup untuk menangani pasien Covid-19. Keyakinan tersebut tercermin dari keterisian tempat tidur  (TT) ruang ICU di delapan provinsi prioritas yang rata-rata sebesar 46,11 persen. Sementara itu, ketersediaan di ruang isolasi mencapai 47,88 persen.

Hanya saja, Airlangga mengatakan, perhatian khusus patut diberikan kepada DKI Jakarta dan Bali. Rata-rata keterisian TT ICU pada rumah sakit di dua provinsi tersebut sudah lebih dari 50 persen, begitupun dengan ruang isolasi. Sedangkan, enam provinsi prioritas lain masih berada di bawah 50 persen.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunggu detail perencanaan dari pemerintah pusat soal hotel yang nantinya bisa menjadi tempat isolasi bagi masyarakat yang terpapar Covid-19. Anies mengatakan, hotel untuk isolasi masyarakat sebagai alternatif fasilitas isolasi mandiri yang disediakan saat ini, yaitu Wisma Atlet Kemayoran.

"Seiring dengan Wisma Atlet, saat yang bersamaan pemerintah melalui gugus tugas nasional sekarang menyiapkan hotel-hotel yang nantinya digunakan untuk tempat isolasi juga selain di Wisma Atlet," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (14/9).

"Sejauh ini detailnya belum tapi arahnya begitu (disiapkan hotel)," kata Anies, menambahkan.

Untuk Wisma Atlet, pihaknya menyiapkan tower 4 dan 5 mampu menampung sebanyak 2.500 pasien tanpa gejala atau bergejala ringan. Fasilitas itu juga bekerja sama dengan pemerintah pusat.

"Penyelenggaraannya adalah gugus tugas, Kementerian Kesehatan, jadi nanti kalau di Jakarta ditemukan warga yang terpapar, kemudian diminta untuk isolasi di sana," kata Anies.

Sebelumnya, Anies Baswedan menyebutkan pihaknya masih mencari alternatif lain untuk menyiapkan tempat perawatan bagi pasien yang terpapar Covid-19 termasuk kemungkinan Gelanggang Olah Raga (GOR). Gubernur DKI Jakarta itu telah menyampaikan permintaan agar pasien terpapar Covid-19 yang OTG atau gejala ringan menjalani perawatan secara terpusat.

"Ke depan seperti permintaan kita kemarin bahwa orang terpapar tanpa gejala atau gejala ringan akan diisolasi secara terpusat terkendali dan tidak di rumah," tutur Anies.

Kemudian jika ada pasien positif Covid-19 menolak untuk isolasi terpusat di tempat yang telah ditentukan, akan dilakukan penjemputan oleh petugas kesehatan dengan aparat penegak hukum. Hal tersebut dilakukan karena isolasi mandiri di rumah tinggal memiliki potensi penularan Covid-19 klaster rumah. Karena itu isolasi mandiri di rumah harus dihindari.

"Dan klaster rumah ini sudah terjadi, karena tidak semua kita memiliki pengetahuan pengalaman untuk bisa menjaga agar kesehariannya tidak menularkan kepada orang lain," katanya.

photo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginjak rem darurat dengan mengetatkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement