REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat hingga 11 september kemarin sudah beroperasi 175 titik BBM satu harga. 165 titik dioperasikan oleh Pertamina dan 10 titik dikerjakan oleh PT AKR Corporindo.
Kepala BPH Migas Fansrullah Asa menjelaskan hingga akhir tahun nanti masih akan ada tambahan 83 titik BBM satu harga lagi. Progresnya saat ini 15 titik masih dalam proses perizinan pemda dan 61 titik sudah masuk dalam tahap pembangunan.
"Pertamina juga masih melakukan evaluasi di 2 titik. Sehingga harapannya hingga akhir tahun akan ada tambahan 83 BBM satu harga lagi," ujar pria yang akrab disapa Ifan ini di Komisi VII DPR RI, Selasa (15/9).
Ifan sendiri mengaku meski memang sudah terealisasi adanya BBM satu harga ini, namun akses masyakarat atas energi memang masih terkendala. Khususnya di daerah 3T meski sudah ada penyalur, namun memang jaraknya masih jauh.
Ia menilai perlu adanya subpenyalur yang dibangun atas kerja sama dan inisiatif dari Pemerintah Daerah. "Kalau di kota besar kan satu titik itu bisa menjangkau luas. Tapi kalau di daerah 3T, ini masih jaraknya 30 kilometer. Ini memang masih jauh," ujar Ifan.
Ia pun menilai perlu adanya tambahan sub penyalur yang berfungsi sebagai hub kebutuhan akses BBM masyakarat. "Ini kayak mini SPBU, nanti disupply SPBU besar," ujar Ifan.