REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Integrated Terminal Banjarmasin kembali mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kota Banjarmasin, karena melibatkan diri dalam konservasi Bekantan dan restorasi mangrove Rambai sejak 2015-2020.
Sebagai wujud dukungan tersebut, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina memberikan penghargaan kepada badan usaha milik negara di bidang migas tersebut. "Saya berharap semakin banyak perusahaan, masyarakat, maupun lembaga nonprofit lain melakukan hal serupa," kata Ibnu Sina, Senin, sebagai ungkapan apresiasi yang besar kepada Pertamina yang telah mendukung Pemkot Banjarmasin dalam upaya pelestarian ini.
Ia mengatakan Pertamina Integrated Terminal Banjarmasin telah melaksanakan program corporate social responsibility (CSR) dalam konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati.
Melalui konservasi Bekantan, restorasi mangrove rambai dan ekosistem lahan basah yang dilakukan di Pusat Rehabilitasi Sementara – Bekantan Rescue Center Banjarmasin dan di pulau Curiak Kabupaten Barito Kuala bekerja sama dengan Yayasan Sahabat Indonesia.
Pjs Region Manager Comm, Rel & CSR Kalimantan Edward Manaor Siahaan menjelaskan bahwa kegiatan ini telah membantu konservasi lebih kurang 40 jenis pohon langka dan 16 hewan yang dilindungi selain Bekantan, yaitu Elang Bondol, Elang Putih, Monyet Ekor Panjang, dan sebagainya.
Sesuai dengan Peraturan P.92/MEN.LHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi. "Selain menjadi maskot Kalimantan Selatan, perlindungan Bekantan masuk dalam daftar merah lembaga konservasi internasional IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dan tergolong Apendix I oleh CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna dan Flora) sebagai hewan yang terancam punah,” kata Edward.
Selama lima tahun lebih, Pertamina bersama Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia telah mengembangkan beberapa kegiatan guna mendukung konservasi Bekantan, restorasi Mangrove Rambai, dan ekosistem lahan basah. Kesuksesan program tersebut, antara lain telah berhasil mengonservasi 224 ekor Bekantan dengan 40 kali evakuasi Bekantan dan 25 ekor pelepasliaran Bekantan.
Selain itu, Pertamina telah mendukung pembangunan sarana dan prasarana pusat penyelamatan Bekantan dalam bentuk kandang karantina, kandang habituasi, dan kandang angkut untuk mendukung aktivitas evakuasi, begitu pula dengan bantuan transportasi, pakan, dan obat-obatan selama masa rehabilitasi.
Pengembangan Bekantan Rescue Center sebagai pusat rehabilitasi dan konservasi sementara juga salah satu pencapaian tersendiri. "Tak hanya fokus ke Bekantan, stasiun riset dan rumah mangrove di Pulau Curiak juga telah dibangun," katanya melalui siaran pers.
Dilakukan pula kegiatan penelitian dan pemantauan populasi Bekantan dan struktur populasi tumbuh mangrove Rambai yang merupakan pakan Bekantan, baik yang berlokasi di kawasan konservasi maupun di luar kawasan konservasi.
Kegiatan sosialisi juga dilakukan guna mengedukasi tentang konservasi Bekantan dan ekosistem lahan basah melalui kunjungan sekolah dan masyarakat umum. Pertamina bersama Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia juga mengajak partisipasi masyarakat untuk aktif dalam kegiatan positif ini dengan melibatkan kelompok nelayan di sekitar Pulau Curiak sebagai pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang keanekaragaman hayati.
“Harapannya, dengan penghargaan yang diberikan oleh Pemkot, Pertamina dapat terus memberikan sumbangsih untuk memelihara lingkungan dan memberdayakan masyarakat untuk lebih peduli terhadap keanekaragaman hayati,” ujar Edward.